Kasus Covid-19 Pengaruhi Ekonomi, Sri Mulyani Imbau Masyarakat dan Pelaku Usaha Patuhi Prokes

- 30 November 2020, 20:36 WIB
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati /Instagram.com/@smindrawati

PR TASIKMALAYA – Menteri Keuangan Republik Indonesia (Menkeu RI) Sri Mulyani Indarwati menegaskan jika Indonesia harus berhari-hati dalam penanganan Covid-19, karena akan berdampak pada perekonomian.

"Indonesia terus berhati-hati agar kita tetap bisa menangani Covid-19 karena memberikan dampak sosial, ekonomi, dan keaungan yang luar biasa," ucapnya Senin 30 November 2020, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Antara.

Saat ini lebih dari 60 juta kasus Covid-19 yang terjadi di seluruh dunia dengan korban meninggal dunia 1,42 juta jiwa.

Baca Juga: Raja Yordania dan Presiden Palestina Bertemu, Joe Biden Jadi Harapan Jalan Damai Konflik Arab-Israel

Angka itu dipengaruhi karena adanya penambahan kasus besar-besaran di Amerika Serikat (AS), Eropa, Jepang, dan Korea.

Di Indonesia, tercatat 534 ribu kasus yang terjadi hingga 29 November 202o dengan total kematian 16.815 jiwa dan penambahan 5.000 kasus per harinya dalam seminggu terakhir.

Langkah 3T, tekan Sri Mulyani, yakni tracing, tracking, dan treatment, serta penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun) akan menekan jumlah penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Penemuan Jasad WNI dalam Koper di Mekkah Ditangani KJRI Jeddah dan Kemenlu RI

"Kepatuhan semua pelaku usaha dan masyarakat penitng untuk kita semua jaga. Kita lakukan banyak langkah tapi masyarakat juga yang menentukan kita berhasil atau tidak," tegas Dia.

Dengan tingginya kasus Covid-19 telah berpengaruh terhadap perekonomian nasional, dimana pertumbuhan ekonomi terkontraksi 5,34 persen pada kuartal II merkipun telah terjadi perbaikan pada kuartal III.

"Pada kuartal III kita sudah lihat pemulihan ekonomi namun ini masih sangat awal. Perekonomian masih tumbuh negatif meski jauh lebih rendah dibandingkan kuartal II," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Sembuhkan Bumi dan Hentikan Pemanasan Global, Peneliti Ungkap Syarat Berkebun Urban Organik

Karenanya, Pemerintah akan terus menjaga momentum perbaikan ini dengan penggunaan APBN dalam mengahdapi pandemi, dimana APBN merupakan insstrumen penting dalam mengelola ekonomi.

Diketahui, untuk belanja negara tahun ini mencapai angka Rp2.739,2 triliun dengan Rp695,2 triliun masuk kedalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Program itu meliputi bidang kesehatan Rp97,26 triliun dan perlindungan sosail sebanyak Rp234,33triliun.

Baca Juga: Status Gunung Soputan Waspada, Waspada Bahaya Leleran Lava dan Awan Panas

Kemudian dukungan dari sectoral K/L dan pemda Rp65,97 triliun, dorongan untuk UMKM Rp114,81 triliun, pembiayaan korporasi Rp62,22 triliun, dan insentif usaha Rp120,6 triliun.

"Itu tidak cukup kalau tidak ikut serta menghalangi Covid-19 agar tidak tersebar. Disiplin protokol kesehatan adalah suatu keharusan untuk semuanya, tidak pandang bulu Kita semua harus ikut dalam mencoba mengatasi penyebaran Covid-19," pungkasnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x