Tingkatkan Pendapatan saat Pandemi, Warga Desa Landih Produksi Kopi Arabika Langkan

5 Oktober 2020, 12:11 WIB
Seorang Petani Sedang memproses biji kopi langkan di salah satu UMKM dusun Langkan, desa Landih, Kabupaten Bangli, Bali, Selasa 1 September 2020 Antara/HO-Humas Desa Landih.* //Antara/Ayu Khania Pranisitha/2020

PR TASIKMALAYA – Warga Dusun Langkan, Desa Landih, Kabupaten Bangli, Bali, memproduksi kopi arabika khas Langkan dalam upaya meningkatkan pendapatan di masa pandemi Covid-19.

Dari 2009 sampai 2012, perkebunan kopi di Subak Abian Suka Maju juga sudah memperoleh sertfikat organik.

Berdasarkan data baru dari peneliti magister agribisnis Universitas Udayana (Unud) yang mencantumkan dalam jurnal, Kopi Arabika Langkan menjadi kopi yang mempunyai kategori cita rasa sangat bagus.

Baca Juga: Simak! Cara Membedakan Sakit Payudara akibat Menstruasi dan Kanker

“Di dusun Langkan beberapa tahun lalu, menjadi slah satu sentra perkebunan kopi unggulan,” kata I Putu Gede Wahyu Saputra perwakilan kelompok dari Sekaa Teruna Giri Seraya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Wahyu mengajukan kepada pemerintah desa agar dalam pengelolaan anggaranya, melirik potensi kopi arabika langkan menjadi sub sektor alternatif perekonomian desa.

“Namun, keberadaan kopi di dusun Langkan yang berada di bawah naungan Subak Abian Suka Maju mulai meredup, dikarenakan kopi di tingkat petani relatif murah. Petani pun saat ini beralih ke komoditas tanaman jeruk.

Baca Juga: Hasil Liga Inggris Manchester United vs Tottenham, Setan Merah Dibuat Malu di Kandang Sendiri

“Pemerintah desa Landih harus mempunyai desain utama ke mana akan dibawa potensi desa tersebut setidaknya dalam lima tahun ke depan. Oleh karena itu, potensi kopi Langkan harus dikembangkan sebagai poros perekonomian desa,” tambah Wahyu.

Sementara itu, Kepala Desa Landih, I Wayan Suarta mengatakan, akan memberikan pelatihan atau pendampingan terhadap kegiatan para pemuda dusun di Langkan, termasuk membangkutkan kopi arabika Langkan.

“Desa tidak bisa melakukan pengolahan, dan pemasaran kopi tanpa adanya koordinasi, dan dukungan dari pihak yang memiliki keinginan.

Baca Juga: Efektifkah Pencegahan Radikalisme dengan Mengedepankan Kearifan Lokal?

“Saya harapkan dukungan juga akan bisa untuk mewujudkan terkait kegiatan yang bersifat positif, dan terkait peningkatan ekonomi, dan perkebunan kopi yang ada di Langkan,” kata I Wayan.

I Wayan Suarta menjelaskan bahwa saat ini sudah ada kelompok wanita tani (KWT), dan kelompok tani yang sudah melakukan pengolahan sistem kopi bubuk.

Selain itu, di dusun Langkan sudah terdapat sistem pengolahan bubuk hingga teknik pengemasanya.

Baca Juga: Gedung Putih Ungkap Kronologi Kondisi Kesehatan Trump yang Sempat Menurun

Desa Landih juga telah memiliki badan usaha milik desa (BUMDES) yang akan diupayakn dalam mengembangkan kopi arabika Langkan.

“Kami bersama badan permusyawarahan desa (BPD) Landih siap untuk membenahi BUMDES tersebut. Apalagi ada keinginan dari pemerintah kabupaten maupun provinsi yang ingin menyukseskan hasil petani di Bali melalui BUMDES. Terlebih di dusun Langkan memiliki ikon kopi yang terkena,” tambahnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler