Kemenparekraf Berupaya Kembangkan Potensi Wisata Wellness Pascapandemi

30 September 2020, 19:47 WIB
ilustrasi wisata /tempat wisata seru

PR TASIKMALAYA - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memajukan potensi wisata wellness.

Wellness atau wisata minat khusus yang dimaksudkan untuk memelihara kebugaran tubuh wisatawan di era adaptasi new normal selepas pandemi Covid-19.

Hal itu disampaikan Direktur Hubungan Antarlembaga Kemenparekraf/Baparekraf Candra Negara dalam Diskusi Kelompok Terumpun, Selasa, 29 September 2020.

Baca Juga: Aksi Vandalisme Musala dan Alquran Dirobek, Fadli Zon: Paket Proyek Teror?

Diskusi kali ini mengangtkan tema “Sinergi dan Kolaborasi untuk Meningkatkan Penetrasi Produk Wellness di Pasar EraNew Normal”.

Candra mengatakan, mengatakan wisata wellness nyatanya telah mulai dikembangkan oleh praktisi wisata dan ekonomi kreatif di Indonesia sejak tahun 2012.

Ia menilai masa penyesuaian new normal merupakan saat yang tepat untuk mengembangkan potensi wisata wellness melihat adanya perpindahan tren wisata dari wisata dalam jumlah besar ke tren wisata berkualitas.

Baca Juga: Film G30S/PKI Dianggap Perlu Ditonton untuk Mengingat Fakta Sejarah Kelam

“Wisata wellness ini menjadi salah satu sektor pariwisata yang bisa berkembang dengan pesat di masa adaptasi kebiasaan baru.

"Wisata wellness yang ini punya kaitan yang sangat erat dengan pergeseran tren wisata di Tanah air dari mass tourism ke quality tourism jadi kita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan saat ini dan menciptakan peluang-peluang baru,” ujar Candra.

Candra mengungkapkan, saat ini timnya sedang berusaha membangun kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia di masa adaptasi new normal dengan pelaksanaan aturan kesehatan berbasis CHSE.

Baca Juga: Beri Kontribusi saat Pandemi, Google Meet Batalkan Pembatasan Layanan Gratis

Penerapan CHSE (CleanlinessHealthSafety, and Environmental Sustainability), kata Candra, harus dilaksanakan di sektor wisata wellness.

“Selama masa pandemi, fokus utama bagi pemulihan sektor wellness adalah menerapkan standar prosedur untuk mendukung protokol normal baru, menyiapkan sarana dan prasarana dengan menerapkan protokol CHSE, strategi pemasaran produk dan manajemennya serta meningkatkan kualitas SDM dalam aktivitasnya,” lanjut Candra.

Kegiatan ini juga dihadiri Direktur Wisata Alam, Budaya, dan Buatan Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan.

Baca Juga: Bantah Seret ST Burhanuddin dan Hatta Ali, Pinangki Tulis Surat Permohonan Maaf

Lalu, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Yuana Rochma Astuti. Masing-masing memberikan penjelasan tentang potensi wisata wellness yang luar biasa di Indonesia.

Hal tersebut dipicu oleh banyaknya bahan baku yang dibutuhkan untuk produk wisata wellness seperti rempah-rempah dan tanaman obat yang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman yang berlimpah akan obat-obatan tradisional yang memiliki fungsi penting dalam kelangsungan wisata wellness.

Baca Juga: Kemenparekraf Sediakan Akomodasi Indikasi Geografis untuk Kopi Arabika Dieng

Alexander Reyaan menerangkan pentingnya sinergi yang kuat antara beragam kementerian dan lembaga dengan pelaksana wisata wellness supaya kegiatan wisata ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

“Hubungan antarkelembagaan yang baik antara pelaku UMKM, dalam hal ini wisata wellness dengan kementerian dan lembaga terkait dapat mempermudah perizinan dan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti izin BPOM, sertifikat halal, dan lain sebagainya dapat tersedia.

"Sehingga, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk menjajal wisata wellness tersebut,” ucap Alexander.

Baca Juga: Liga 1 2020 Ditunda, Pelatih Persib Bandung Sempat Dibuat Bingung

Yuana Rochma Astuti mengatakan, timnya masih membentuk aturan-aturan untuk diterapkan di dalam pengembangan wisata wellness di Tanah Air, diantaranya membangun pasar produk-produk yang berhubungan dengan wisata wellnes.

“Untuk digital marketing, kami bisa bantu melalui media sosial yang kami miliki. Untuk penjualan produknya bisa melalui situs-situs e-commerce yang sudah ada,” kata Yuana.

Kegiatan ini pun turut dihadiri oleh Kepala Subdirektorat Produk Mandiri dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT), Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PRKT Kementerian Kesehatan, Lupi Trilaksono.

Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Sentil Para Gubernur soal Keterlambatan BPJS Pasien Covid-19

Lupi menerangkan bahwa wisata wellness dan produk-produknya termasuk ke dalam instrumen kesehatan dan PRKT yang perizinannya dapat ditangani ke Kemenkes.

Di samping itu, Lupi mengatakan dengan menyediakan alat kesehatan secara mandiri melalui pemberdayakan pelaksana wisata wellness, Indonesia bisa melindungi ketahanan nasional dalam hal kesiapan alat kesehatan.

“Dengan adanya ketahanan nasional di bidang alat kesehatan, kita tidak perlu mengandalkan alat kesehatan impor dan tidak akan terjadi kelangkaan alat kesehatan,” ujar Lupi.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, Salah Satu Maskapai Penerbangan Terpaksa Lakukan PHK

Co-Founder Essesy.com, Dayana D. Florentine berkata situsnya adalah situs e-commerce pertama yang bergulir di sektor wellness dengan 12 tennant di dalamnya.

“Kami membantu pelaku bisnis di sektor wellness supaya bisa berbisnis dengan efektif. Kami ikut membantu pengembangan UMKM ini mulai dari penjualan hingga customer service,” kata Dayana.

Dayana melanjutkan, pihaknya mengirim produk pesanan konsumen langsung dari sentra produksi milik produsen.

Baca Juga: 3 Persen Aplikasi di Playstore Belum Taat Pajak, Google Bantah Praktik Antikompetisi

“Ketika ada pesanan, kami langsung menghubungi produsen untuk menyiapkan produk yang dipesan. Produk itu dikirim langsung oleh produsen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen,” pungkas Dayana.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler