Partai Gelora akan Luncurkan API, Fahri Hamzah: Pemimpin Tidak Tahu Apa-apa, Padahal Dia Nahkoda

16 Agustus 2020, 09:00 WIB
Fahri Hamzah dan Fadli Zon. /Antara/Putra Haryo Kurniawan

PR TASIKMALAYA - Indonesia banyak dikagumi oleh bangsa lain karena memiliki keberagaman yang masih bisa membuat Indonesia bersatu.

Keberagaman ini dikatakan bisa menjadi salah satu hal yang menyatukan dunia.

Hal itu pun bisa didukung dengan ideologi Pancasila yang menjadi alat pemersatu dan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.

Baca Juga: Dipicu oleh Penebangan Pohon, Sebuah Ledakan Terjadi di Tiongkok dan Sebabkan Banyak Korban

Itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah., pada Sabtu 15 Agutus 2020.

Ia mengatakan bahwa Indonesia sudah menjadi bangsa besar selama 75 tahun. Keberagaman yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih ini tetap bersatu.

"Tentu saja membuat kagum bangsa-bangsa dunia. Ini bisa menjadi format untuk menyatukan dunia," kata Fahri, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs ANTARA.

Baca Juga: Bos Repsol Honda Ungkap Kondisi Terkini Marc Marquez Pasca Operasi

Untuk mewujudkan hal itu, ia mengatakan bahwa Partai Gelora mendirikan Akademi Pemimpin Indonesia (API) yang akan diluncurkan pada Senin 17 Agustus 2020 mendatang oleh Ketua Umum Partai Gelora Muhammad Anis Matta.

Hal tersebut bertujuan untuk menyiapkan stok para pemimpin yang mengerti keadaan Indonesia sekarang dan masa depan.

"Pandemi Covid-19 telah mengubah cara memandang diri kita, ada yang pesimis dan tidak berani melangkah. Tetapi ini peluang, kesempatan kita sebagai bangsa. API akan mendidik pemimpin eksklusif, pemimpin berkarakter dari Sabang sampai Merauke, dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote," ujarnya.

Baca Juga: Tersangka Pinangki Masih Berstatus Jaksa, Kapus Penerangan Hukum Kejagung Buka Suara

Menurut dia, krisis saat ini bisa menjadi narasi dari kerja besar bangsa Indonesia yang akan mengantarkannya menjadi kekuatan ekonomi dunia, sederajat dengan bangsa-bangsa di dunia, atau sebaliknya.

Ia mengatakan ini saat untuk bagi Indonesia bangkit, menjadi bangsa besar.

Namun di balik itu, ada pertanyaan besar, apakah keyakinan itu bisa dijalankan dan menjadikan bangsa Indonesia menjadi kekuatan kelima di dunia sebagai pemimpin peradaban.

Menurut dia memerlukan pemahaman tersendiri agar bisa melangkah ke depan, karena Indonesia saat ini masih diributkan dan bertengkar persoalan kecil seperti konflik mengenai ideologi Pancasila, padahal sebagai bangsa, konsep jatidiri tersebut telah diselesaikan para "founding father".

Baca Juga: Gelagapan, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Lupa Usia Anak

"Kita perlu meninggikan kemampuan kapasitas negara, ibaratnya kita ini setinggi langit, tapi terbang kita terlalu rendah, negara seperti tidak berdaya , hanya mengerjakan kegiatan rutin saja. Pemimpin tidak mengerti apa yang dilakukan, padahal dia nahkoda dari kapal besar Indonesia," katanya.

Dia menilai, pemimpin besar harus dilahirkan, dan API akan menjadi bertujuan melatih kepemimpinan, mempersiapkan pemimpin yang pikirannya tidak mudah tergoyahkan, berhati bersih, berkarakter dan pemimpin yang memukau, memiliki pesona seperti Soekarno dan Muhammad Hatta.

Pemimpin yang akan disiapkan API Gelora, yakni pemimpin harus memiliki kekuatan dalam narasi dan realitas sehingga pemimpin tersebut bisa menjadikan Indonesia "Juara Dunia" atau paling tidak kekuatan kelima dunia.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler