Majunya Gibran ke Pilkada Jadi Pertaruhan Harga Diri Jokowi, Pengamat: Dia Maju Bukan untuk Kalah

19 Juli 2020, 13:00 WIB
Gibran /Doc RRI

PR TASIKMALAYA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin ikut mengomentari terkait majunya putra sulung Joko Widodo, yakni Gibran Rakabuming.

Gibran diketahui telah diusung untuk menjadi calon wali kota Solo dalam Pilkada Serentak 2020, di mana ia akan berpasangan dengan Sekretaris DPC PDIP Teguh Prakosa.

Sementara itu, majunya Gibran ke Pilkada disebut menjadi pertaruhan bagi keluarga Presiden Joko Widodo.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kejanggalan pada Kekasih Yodi Prabowo, Ayah Korban: Biasa Dia Datang, Kemarin Enggak

Hal ini disebut menyangkut harga diri seorang Presiden Indonesia.

“Gibran itu dipersiapkan untuk maju cawalkot dan untuk menang. Bukan untuk kalah. Ini soal harga diri keluarga Presiden," kata Ujang, Sabtu 18 Juli 2020, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasimalaya.com dari situs RRI.

Jika Gibran menang, hal itu dinilai akan menjadi gerbang dinasti politik Jokowi.

Ujang pun meyakini Gibran akan menang mutlak dalam pilkada mendatang. Pasalnya, dominasi PDIP di Solo juga menjadi faktor penentu kemenangan Gibran.

Baca Juga: Dugaan Kuat Kasus Kematian Editor Metro TV: Jasad Dibuang hingga Korban Dibunuh Rekan Kerja

Ia memprediksi kemungkinan Gibran bakal melawan kotak kosong dalam pemilihan nanti. Jika benar, maka peluang Gibran untuk menang akan semakin besar.

"Nggak perlu kalkulasi politik yang rumit. Ini sudah clear. Menang mutlak dia. Kemungkinan besar tidak ada lawan, lawannya juga nggak akan mau karena dia anak presiden," ucap Ujang.

Namun, Ujang pun mengingatkan agar PDIP berhati-hati dengan kader di Solo yang kecewa atas penunjukkan Gibran.

Baca Juga: Dugaan Kuat Kasus Kematian Editor Metro TV: Jasad Dibuang hingga Korban Dibunuh Rekan Kerja

Pasalnya pengunduran Purnomo dari kursi Pilkada beberapa lalu mendapat penolakan dari sejumlah pendukung.

"Orang baru punya kartu anggota, tidak pernah berjuang di partai (Gibran), bisa jadi cawalkot. Ini yang menimbulkan kekecewaan di kader-kader yang berjuang. Tapi ketika partai sudah putuskan, apapun konsekuensinya ya harus diterima," tuturnya.***

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler