Survei Polmatrix: 6 Kepala Daerah Masuk Elektabilitas Capres 2024, Ganjar Pranowo Tempati Urutan Dua

14 Mei 2020, 14:00 WIB
HASIL survei Polmatrix Indonesia terkait elektabilitas capres.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT – Dunia politik mendapat kabar dari hasil survei yang dilakukan oleh Polmatrix Indonesia. Dalam survey tersebut menyebutkan, enam gubernur menguasai elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Bukan hanya gubernur, elektabilitas partai politik seperti PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga menguat.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Antara, diperkirakan pertarurang elite baru akan terjadi pada pemilu 2024.

Baca Juga: Polisi Ciduk Seorang Pria Berkebun Ganja, Ditanam dengan Lampu Ultraviolet Warna Merah

"Pemilu 2024 diprediksi menjadi pertarungan elite baru produk pilkada langsung, di mana figur gubernur menguasai enam besar elektabilitas calon presiden," kata Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia, Dendik Rulianto dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis 14 Mei 2020.

Menurutnya, dengan habisnya masa pemerintahan Presiden Jokowi pada 2024, tersisa Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang masih berpeluang maju kembali.

Prabowo menempati urutan pertama dengan 18,9 persen, sementara Sandiaga berada diurutan keempat 8,6 persen.

Baca Juga: Ridwan Kamil Putuskan PSBB Wilayah Bodebek Diperpanjang, Begini Aturan Barunya

Namun, keduanya akan ditantang oleh figur-figur kepala daerah yang pengaruh politiknya terus meningkat, seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menempati posisi kedua sebesar 13,7 persen. Ganjar bersaing ketat dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (12,8 persen), yang sering diunggulkan sebagai capres kuat.

Posisi kelima dan keenam dikuasai oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,9 persen) dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (5,6 persen). Di bawahnya terdapat figur Tri Rismaharini (3,0 persen) dan Nurdin Abdullah (1,0 persen).

Baca Juga: Selama Pandemi, 7 Situs Favorit Alami Peningkatan Kegiatan Streaming Hampir 193 Persen

Menurut Dendik, fenomena tingginya elektabilitas elite baru berlatar belakang kepala daerah membuktikan berjalannya proses demokrasi dan desentralisasi di Indonesia.

Posisi mereka sebagai pemimpin pemerintahan di daerah membuat tingkat kedekatan dengan masyarakat yang lebih kuat dibandingkan dengan figur-figur elite politik nasional.

"Sebut saja figur Ketua DPR Puan Maharani yang kerap disebut-sebut sebagai penerus kepemimpinan di PDIP hanya meraih elektabilitas 1,1 persen, dan Agus Harimurti Yudhoyono ketua umum baru Demokrat sebesar 2,7 persen," kata Dendik.

Baca Juga: Tiga Hari Berjalan, Kapuspeka Kemendikbud Bagikan Cerita Inspiratif Lomba Menulis Surat untuk Nadiem

Di antara menteri Jokowi, terdapat nama Erick Thohir (3,6 persen) dan Mahfud MD (1,6 persen).

Menurutnya, peluang Prabowo dan Sandiaga masih terbuka lebar mengingat masih tingginya elektabilitas Gerindra yang berada di bawah PDIP dan makin jauh meninggalkan Golkar.

"PDIP diprediksi kembali unggul pada Pileg 2024, yang berarti berkuasa 3 periode berturut-turut sejak 2014, memecahkan rekor sejak reformasi," jelas Dendik.

Baca Juga: WHO Kutuk Gagasan Herd Community untuk Covid-19, Ryan: Konsep yang Berbahaya

Selain itu elektabilitas PDIP yang meroket hingga 33,3 persen menjadikannya sebagai partai politik yang kuat di Indonesia. Gerindra menyusul sebesar 13,7 persen dan Golkar 9,2 persen.

Partai-partai berbasis keislaman didominasi oleh PKB (6,2 persen) dan PKS (5,4 persen), sedangkan PAN merosot tinggal 2,2 persen.

Perpecahan yang membayangi PAN ditandai dengan rencana Amien Rais mendirikan partai baru ditengarai berpengaruh terhadap elektabilitas PAN. Sedangkan PPP (1,5 persen) makin terancam hilang dari percaturan politik.

Baca Juga: Sebut Bentuk Penghargaan, Pemkot Surakarta Dukung Wacana Pendirian Patung Didi Kempot

Partai-partai nasionalis menduduki posisi papan tengah, yaitu PSI (4,3 persen), Nasdem (4,1 persen), dan Demokrat (3,8 persen).

“Tingginya elektabilitas PSI disumbang dari sikap kritis terhadap Gubernur DKI Anies Baswedan, di samping program kerakyatan yang agresif selama pandemi corona,” ujar Dendik.

Pada posisi papan bawah terdapat Perindo (1,1 persen), Hanura (0,9 persen), Berkarya (0,3 persen), PBB (0,2 persen), Garuda (0,1 persen), dan PKPI (0,1 persen).

Baca Juga: Belum Diuji Secara Klinis, Herbal Anti Corona Sudah Disalurkan ke Wisma Atlet

“Keberadaan partai-partai ‘gurem’ ini bakal makin terancam jika muncul pendatang baru, seperti partai besutan Amien Rais dan partai baru pecahan PKS,” pungkas Dendik.

Pada survei terhadap elektabilitas capres, nama-nama lain hanya meraih kurang dari 1 persen dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab 18,1 persen.

Sedangkan pada survei terhadap elektabilitas partai politik, masih terdapat responden yang tidak tahu/tidak menjawab sebesar 13,6 persen.

Baca Juga: Aktivitas Pasar Terus Ramai, Tim Gugus Tugas Covid-19 Kian Gencar Imbau Warga Soal Mekanisme PSBB

Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 1-7 Mei 2020, dengan jumlah responden 2.000 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.

Metode survei dilakukan dengan menghubungi melalui sambungan telepon terhadap responden survei sejak 2019 yang dipilih secara acak. Margin of error survei sebesar ±2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler