Geram Menteri Kehutanan Malam Urusi Food Estate, Dedi Muyadi: Fokus Ke Hutan, Nggak Boleh Mikirin yang Lain

7 April 2021, 14:10 WIB
Tanggapi bencana alam yang melanda Indonesia, Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi geram Menteri Kehutanan malah urusi Food Estate.* /Instagram/@dedimulyadi71/.*/Instagram/@dedimulyadi71

PR TASIKMALYA- Anggota DPR RI Komisi IV Dedi Mulyadi baru-baru ini memberikan pernyataannya terkait peristiwa bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tanggapan perihal bencana alam di NTT itu disampaikan Dedi Mulyadi dalam unggaha video pada saat melakukan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kehutanan Siti Nurbaya.

Dedi Muyadi dalam rapat tersebut lantas menyampaikan duka dan doa atas peristiwa bencana alam yang menimpa NTT pada Minggu lalu tersebut.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Telegram Kapolri Yang Sudah Dibatalkan adalah Kritik Kepada Pers Kita

Seperti diketahui, akibat bencana alam yang menimpa sejumlah daerah di NTT itu mengakibatkan sebanyak 128 orang meninggal dunia, serta puluhan orang lainnya masih dalam pencarian.

Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor itu terjadi pada Minggu, 4 April 2021 dini hari.

Menanggapi hal itu, sebagaiman diberitakan Galajabar.Pikiran-Rakyat.com dalam judul artikel "Berapi-api! Dedi Mulyadi Amuk Menteri Kehutanan Malah Urusi Food Estate: Indonesia yang Mahal Nanti Oksigen!", Dedi Mulyadi pun sontak mengingatkan seluruh masyarakat untuk senantiasa menjaga kelestarian alam.

Baca Juga: Preview Perempat Final Liga Champions Eropa: Porto vs Chelsea

"Bencana terus melanda kita. Semoga apa yang saya sampaikan di Rapat Kerja Komisi IV, bisa mengingatkan kita semua untuk menjaga alam. Duka dan doa untuk saudara kita di Nusa Tenggara Timur," tulisnya melalui akun Facebook pribadinya 'Kang Dedi Mulyadi', dikutip galajabar Selasa, 6 April 2021.

Dalam unggahan video tersebut Dedi Mulyadi nampak berang dengan Kementerian Kehutanan yang malah mengurusi program Food Estate.

"Menteri Kehutanan ngomongin Food Estate, Menteri Kehutanan ngomongin hutan lindung bisa dirubah menjadi Food Estate," ujar Dedi Mulyadi.

Baca Juga: Pelaksanaan KTT ASEAN untuk Membahas Kisruh Myanmar Direncanakan Akan Dilangsungkan di Indonesia

Tampak berapi-api, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa logika berpikir Menteri Kehutanan itu hanya satu yaitu mempertahankan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi.

Sementara urusan yang lain semisal Food Estate kata Dedi Mulyadi adalah urusan Menteri Pertanian.

"Logika Menteri Kehutanan itu satu dalam pikirannya, mempertahankan hutan, menjaga hutan dan mempertahankan konservasi. Gaboleh mikirin yang lain dulu, yang lain urusannya Menteri Pertanian," tegasnya.

Baca Juga: RANS Cilegon FC Lakukan Seleksi Tahap Akhir dan 100 Pemain Diundang, Tiket Pesawat dan Penginapan Ditanggung

Ia juga menyinggung seandainya logika berpikir dapat diubah-ubah, maka nantinya pohon-pohon akan diubah menjadi padi semua yang berakibat longsor.

"Kalau setiap orang logikanya diubah-ubah, nanti pohonnya dirubah jadi padi semua, ya longsor," kata Dedi Mulyadi.

Dalam cuplikan video yang sama, ia juga mencontohkan keadaan yang kini menimpa beberapa daerah di Jawa.

Baca Juga: Sampaikan Duka Cita Atas Nama Ketum Demokrat, Yan Harahap Beri Sindiran Menohok Kepada Moeldoko

"Bandung Selatan sudah hancur, Garut Selatan sudah hancur, Bandung Utara udah hancur, kita mau nunggu kehancuran dimana lagi?. Kehancurannya mau dilebarkan ke Kalimantan?, dilebarkan ke Sumatera?, Gak cukup derita yang dialami oleh orang Jawa?," lanjutnya.

Dedi Mulyadi menambahkan bahwa negeri ini harus tetap berlangsung dan berkesinambungan kendati pejabat seperti menteri dan Presiden terus berganti.

"Negeri ini harus berkesinambungan, gak berakhir di kita, menteri boleh ganti, Presiden boleh ganti, tapi Indonesia harus terus. Logika kita ini terlalu luar negeri padahal yang dimakan itu beras luar negeri," ucapnya.

Baca Juga: Sebut Toleransi Jadi Sesuatu yang Rumit Sejak Dipimpin Jokowi, Arief Munandar: Dulu Nggak Ada yang Begini

Kemudian, Dedi Mulyadi juga menyindir para pejabat yang lebih sibuk mengurusi program pribadi dan hanya terpusat di Jakarta.

"Semua kita hanya berkutat pada program kita masing-masing, semuanya adalah hanya di Jakarta, agar dipuji di Jakarta, rakyat gak keurus," ujarnya.

Dedi Mulyadi mengatakan bahwa seandainya keadaan demikian terus berlanjut, Tanah Negara dialihfungsikan makan sesuatu saat tidak akan lagi ditemukan kebun bambu, kebun jati dan semua orang berfikir hanya ekonomi.

Baca Juga: Hari ini, 7 April Diperingati sebagai Hari Kesehatan Dunia

"Berubah jadi perumahan, berubah jadi perkantoran, berubah jadi Industri, akhirnya nanti Indonesia dalam jangka panjang yang mahal itu adalah oksigen, yang mahal adalah hidup tenang, yang mahal adalah lingkungan yang tertata, yang mahal itu adalah air bersih, yang mahal itu adalah hidup yang sehat pada lingkungannya yang memiliki basic konservasi," tandasnya.*** (Rizwan Suandi/Galajabar.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Arman Muharam

Sumber: Galajabar

Tags

Terkini

Terpopuler