Data Pertamina Diduga Diretas, Pakar TI: Kemanan Sistem Teknologi Tidak Memadai di Sana

30 Maret 2021, 12:40 WIB
Ilustrasi - Pakar TI mengatakan bahwa kemanan sistem teknologi tidak memadai di Pertamina sehingga kemungkinan bisa mudah untuk diretas.* //Pixabay/B_A

PR TASIKMALAYA - Pakar Teknologi Informasi (TI) Universitas Pakuan, Jawa Barat, Dr Andi Chairunnas angkat bicara terkait data Pertamina yang diduga diretas.

Menurut Pakar TI Dr Andi Chairunnas, keamanan system teknologi tidak memadai di Pertamina sehingga bisa diretas.

Pakar TI itu mengatakan, semua aplikasi yang diretas tersebut basenya memiliki kualitas yang kurang baik.

Baca Juga: Ridwan Kamil Pastikan Warga Korban Kebakaran Kilang Minyak Balongan Mendapat Perawatan di Rumah Sakit

"Semua aplikasi yang diretas baik offline maupun online web base tidak baik kualitas-nya. Untuk kasus ini, tim TI Pertamina tidak memiliki sistem keamanan yang memadai," tuturnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara News Selasa, 30 Maret 2021.

Menurutnya, tidak biasanya jika seorang yang meretas ingin menguji kelayakan suatu perangkat lunak dan keras yang akan diretasnya.

Namun dalam kasus peretasan data internal Pertamina terlihat bahwa peretas justru ingin menguji kehandalan teknologi keamanannya.

Baca Juga: Kritik Lembaga Survei, Rocky Gerung: Apakah Bertumpu pada Metodologi atau Sekedar Ingin Dapat Kucuran Dana?

Dr Andi Chairunnas menerangkan terkait celah yang sering dieksploitasi oleh para peretas dan harus menjadu perhatian khusus ke depannya.

"Khusus untuk celah keamanan yang sering dieksploitasi yaitu injeksi SQL server. Hal ini harus menjadi perhatian khusus," ujarnya.

Dr Andi Chairunnas juga memberitahukan terkait pentingnya penerapan batas Internet Protocol (IP).

Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Lembaga Survei yang Giring Isu 3 Periode: Akhirnya Potensi Calon Lain Tidak DIsorot

Diketahui sebelumnya, data PT Pertamina dikabarkan diretas dan bocor sampai kemudian diunggah ke situs dark web.

Sementara pihak yang mengklaim melakukan pembobolan data tersebut ialah RansomEXX.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: ANTARA

Terkini

Terpopuler