Tanggapi Soal Isu Penerapan Lockdown Akhir Pekan, dr. Tirta: Masyarakat akan Panik dan Membuat Kerumunan

6 Februari 2021, 21:05 WIB
Relawan Covid-19 dr. Tirta mengomentari soal isu penerapan lockdown akhir pekan.* /Instagram.com/@dr.tirta.

PR TASIKMALAYA - Relawan Covid-19, Tirta Mandira Hudhi atau yang akrab disapa dr. Tirta turut menanggapi soal munculnya isu dan usulan anggota DPR soal lockdown akhir pekan.

Dalam unggahan di media sosial Instagram miliknya, dr. Tirta mengungkapkan bahwa dirinya dengan tegas menolak usulan tersebut dengan berdasar pada beberapa alasan.

Menurut dr. Tirta, lockdown akhir pekan sangatlah tidak efektif dan akan merugikan beberapa pihak.

Baca Juga: Sentil Anies Baswedan Soal Transportasi Jakarta, Ferdinand Hutahaean: Saya Paham Retorika Kata-katamu Nol!

Bahkan dampak dari lockdown akhir pekan justru akan menimbulkan kerumunan baru lantaran panic buying.

“Barusan ada usulan dari teman-teman anggota DPR untuk lockdown akhir pekan. Bagaimana tanggapan saya? Karena banyak yang bertanya bagaimana pendapat saya,” ujar dr. Tirta dalam unggahan Instagram pribadinya @dr.tirta pada Sabtu, 6 Februari 2021 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com.

“Pertama pemerintah pusat dan pemprov DKI Jakarta belum setuju,” imbuhnya.

Baca Juga: Ambil Tawaran Anies Baswedan Soal Iklan Paket C, Susi Pudjiastuti: Tidak Dibayar Karena Pak Muhadjir-nya Pelit

Lebih lanjut, dr. Tirta juga menyebut bahwa alasan dirinya tidak menyetujui usulan tersebut lantaran akan memancing kepanikan masyarakat yang akan berujung pada kerumunan.

“Karena lockdown yang dilakukan akhir pekan membuat masyarakat akan panik pada hari Kamis, mereka akan membeli berbagai kebutuhan di pasar, justru akan membuat kerumunan lagi,” terang dr. Tirta.

Tak hanya itu, dr. Tirta juga menyebut bahwa keramaian dan aktivitas masyarakat secara mayoritas dilakukan di hari kerja yakni Senin-Jumat.

Baca Juga: Sentil PKS Soal Isu Pemotongan Insentif Nakes, Ferdinand Hutahaean: Cara Tidak Manusiawi!

Sehingga menurutnya, alih-alih menerapkan lockdown akhir pekan, pemerintah lebih baik melakukan sosialisasi dan edukasi di tingkat RT/RW, mengaktifkan puskesmas, hingga posyandu.

Di poin selanjutnya, dr. Tirta juga menyebut bahwa akhir pekan merupakan salah satu waktu efektif para UMKM untuk bekerja dan mencari nafkah.

Sehingga, dengan lockdown akhir pekan maka akan menjadi penanganan yang salah sasaran dan membuat UMKM semakin hancur.

Baca Juga: Kehilangan 2 Sosok Baik dalam Hidupnya, Mahfud MD Berduka: Semoga Husnul Khatimah dan Mendapat Ampunan

Baca Juga: Soal Iklan Paket C, Susi Pudjiastuti: Setuju Tidak Kalau Saya Tagih Honor ke Kemendikbud Sekarang Pak Nadiem? 

Diketahui sebelumnya, anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN Lukmanul Hakim menilai bahwa penanganan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Jakarta dan umumnya di Indonesia, memerlukan terobosan.

Salah satu trobosan yang dimaksud seperti karantina atau lockdown akhir pekan.

"Mohon diperhatikan, Kamis, 3 Februari 2021 kemarin saja ada 3.567 kasus positif baru di DKI. Sehingga totalnya sudah lebih 280 ribu kasus. Nggak akan selesai, kalau begini-begini saja. Harus ada terobosan," kata Lukmanul Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 3 Februari 2021 sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Antara.

Baca Juga: Imbas Banjir Semarang, Sejumlah Kereta Alami Gangguan Perjalanan, Ini Daftarnya

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta yang akrab disapa bung Lukman ini, mengatakan karantina akhir pekan dibutuhkan, karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) banyak pihak merasa tidak efektif, bahkan sudah diakui sendiri oleh Presiden Joko Widodo.

Jika nantinya karantina akhir pekan diberlakukan, Lukmanul Hakim meminta agar pengalaman saat PPKM Jawa dan Bali, yang di Jakarta berupa PSBB ketat.

Hal itu untuk dijadikan pengalaman agar disertai dengan penegakan hukum yang lebih tegas.

Baca Juga: Disebut Ikut Paket C Gegara Saran Anies Baswedan, Susi Pudjiastuti: Ditawarkanlah Aku untuk Jadi Bintang Iklan

"Pokoknya harus tegas, selama Sabtu-Minggu, warga tidak boleh keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak. Ini penting, karena akhir pekan ini memang periode yang paling tinggi mobilitas warganya," terang Lukmanul Hakim.

Kendati demikian, Lukmanul Hakim menyebut bahwa jika nantinya sudah ada karantina akhir pekan, kebijakan PPKM atau PSBB ketat di Jakarta harus diteruskan.

Sehingga, keduanya bisa saling melengkapi dan mencapai sasaran yang diinginkan.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Instagram @dr.tirta ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler