Dewi Tanjung Singgung ‘Satu Mata’ Novel Baswedan, Refly Harun : Saya Kira Konyol Ya!

28 November 2020, 14:50 WIB
Refly Harun (kanan) yang mengkritik ucapan Dewi Tanjung (kiri) yang dinilai menghina Novel Baswedan (tengan). /ANTARA/HO-Polda Metro Jaya/Kolase foto dari ANTARA/YouTube Refly Harun

PR TASIKMALAYA - Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Dewi Tanjung yang selalu memberikan komentar pedas terhadap politisi lain kini kembali menjadi pusat perhatian publik.

Dalam cuitannya, Dewi Tanjung mengatakan bahwa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan disebutkan tidak profesional karena dia bekerja hanya menggunakan satu mata saja.

“Karena Si Novel ini bekerja dengan satu mata akhirnya kasus anggaran siluman dan Formula E Anies Baswedan gubernur seiman tidak nampak. Sebagai Penyidik KPK Novel bekerja tidak profesional,” tulis Dewi di akun Twitternya milik pribadinya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya, pada 28 November 2020.

Baca Juga: Polisi Lumpuhkan Satu Anggota Begal, Kelompok Sadis Pencuri Ponsel Serahkan Diri Tanpa Perlawanan

Refly Harun mengatakan bahwa di dalam alur politik memang kerap kali membuat orang menjadi tidak bisa objektif lagi.  

"Gak boleh begitu ya, apalagi hilangnya satu mata novel itu karena menjalankan tugas negara, karena dianiaya orang yang sampai saat ini masih gelap, siapa sesungguhnya," ucapnya, dikutip dari kanal Youtube Refly UNCUT yang diunggah pada 28 November 2020. 

Refly menganggap bahwa yang diucapkan oleh Dewi Tanjung yang terarah kepada Gubernur DKI Jakarta merupakan sebuah kekeliruan.

Baca Juga: Polisi Lumpuhkan Satu Anggota Begal, Kelompok Sadis Pencuri Ponsel Serahkan Diri Tanpa Perlawanan

"Ini kan ada logika yang keliru, artinya dia akan profesional kalau yang diselidiki Anies Baswedan, kasus korupsi itu harusnya ya siapa saja, kalau Anies korupsi dia juga diproses, kalau tidak ya jangan," tuturnya.

Refly Harun pun mengatakan bahwa seharusnya yang diucapkan oleh politikus PDIP itu harus didasari rasa adil terhadap para korban seperti Novel Baswedan.

"Kita boleh berbeda pandangan dengan orang, berbeda pendapat, tidak sejalan alur politiknya, tapi terhadap mereka yang jelas-jelas mengalami penganiayaan dan penderitaan ya kita harus menunjukan rasa empati kita," ucapnya.

Baca Juga: Dirawat di RSIA HRS Tolak Tes Swab, Dewi Tanjung: Jangan-Jangan Positif Hamil

Refly Harun masih tidak habis fikir masih ada saja ada yang menganggap bahwa yang menimpa Novel Baswedan merupakan suatu hal yang direkayasa.

"Saya kira konyol ya, kalau ada seseorang yang mau mengorbankan mata dia, hanya untuk membuat dramatisasi politik, dan rasanya gak masuk akal," tuturnya.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: YouTube Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler