"Apalagi wilayah Kota Tasikmalaya selama ini sering dijadikan daerah bisnis khususnya bordir oleh para pengusaha. Bahkan di Jakarta sudah terkenal setiap pekannya selalu ada pasar Tasik, yang diisi khusus pedagang asal Tasikmalaya," tambah Budi.
Sebelum diumumkan larangan mudik oleh pemerintah pusat, tambah Budi, selama ini pihaknya hanya melakukan pendataan bagi pemudik zona merah yang langsung ditetapkan orang dalam pemantauan (ODP).
Baca Juga: PSBB Bandung Raya Berlaku, Industri yang Beroperasi Wajib Miliki Sertifikat Bebas Covid-19
Tujuan pendataan sendiri kata dia, untuk pemetaan penyebaran Covid-19 supaya mudah melakukan tracking nantinya jika ditemukan pasien positif hasil swab atau reaktif hasil rapid tes.
Namun, setelah dilarang mudik tentunya petugas gabungan di pos penjagaan perbatasan yang tersebar diseluruh akses masuk ke Kota Tasikmalaya akan lebih memperketat pemudik yang masih membandel pulang.
"Nanti kita akan bahas langkah tim gugus tugas apabila masih ada pemudik yang memaksa pulang ke Kota Tasikmalaya, terutama berasal dari zona merah. Yang jelas kita akan bertindak sesuai arahan dari Pak Presiden," ujar Budi.
Baca Juga: Satu Warga Kabupaten Tasik Positif Covid-19, SMC Tracking Kemungkinan Penularan Pasien
Puncak wabah corona di Tasikmalaya kata Budi belum terprediksi. Sementara itu, sampai sekarang kondisi penyebaran wabah corona di wilayahnya masih terus mengalami kenaikan.
Akan tetapi Budi menuturkan, dirinya meyakini jika masyarakat disiplin dan tidak adanya lagi pendatang dari zona merah, wabah ini akan segera berakhir di Kota Tasikmalaya.
"Sekarang tim medis jumlahnya terbatas. Namun demikian perjuangannya sudah membuahkan hasil dengan adanya 5 orang positif Covid-19 bisa sembuh. Tapi, kalau terus ada penambahan atau membeludak yang terinfeksi virus ini, tentunya tenaga medis akan kewalahan dan semakin bahaya," ucap Budi.