Ada Pembatasan Wilayah karena Corona, Perajin Bordir di Tasikmalaya Rugi Puluhan Miliar

- 6 April 2020, 13:15 WIB
Pengrajin bordir di Kota Tasikmalaya saat masih melakukan aktivitas pembuatan kain bordir di Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.*
Pengrajin bordir di Kota Tasikmalaya saat masih melakukan aktivitas pembuatan kain bordir di Kelurahan Talagasari Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya.* //KP/ ASEP MS

PIKIRAN RAKYAT - Terdampak Covid-19, para pengrajin kain bordir di Kota Tasikmalaya harus rela melepas omset puluhan milyar yang seharusnya mereka dapatkan ketika menjelang Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1341 H.

Pasalnya, sejak isu virus corona merebak dan pemerintah DKI Jakarta menerapkan kebijakan pembatasan wilayah, seluruh pengusaha bordir asal Kota Tasikmalaya tidak lagi bisa masuk Jakarta untuk menjual produk hasil usahanya.

Padahal, hampir 60 persen pengrajin bordir di Kota Tasikmalaya biasanya memasarkan kain bordir hasil kerajinannya ke Pasar Tanah Abang Jakarta.

Baca Juga: Tak Perlu Pergi ke Restoran, Intip 5 Olahan Makanan yang Tahan Lebih dari Satu Minggu

Iwan, salah seorang pengurus Gabungan Pengusaha Bordir Tasikmalaya (Gapebta) mengatakan, jumlah pengrajin bordir asal Kota Tasikmalaya yang memasarkan bordirnya ke Pasar Tanah Abang Jakarta mencapai 300 pengusaha lebih atau sekitar 60 persen dari seluruh pengusaha bordir yang ada di Kota Tasikmalaya.

"Sisanya mereka memasarkan ke wilayah lain, seperti Bandung dan beberapa daerah di wilayah Jawa," ujar Iwan saat didatangi di Kantor Gapebta Kota Tasikmalaya, Senin 6 April 2020.

Baca Juga: Hampir Putus Asa Akibat Angka Kematian Covid-19 Tinggi, Italia Gencarkan Strategi Fase Dua

Iwan melanjutkan, bahkan ada beberapa pengusaha bordir Tasikmalaya yang memasarkan produknya ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, serta beberapa negara di Timur Tengah dengan omset penjualan mencapai puluhan milyar.

Atas kondisi tersebut, kata dia, saat ini hampir semua pengrajin bordir di Tasikmalaya menghentikan produksinya.

Padahal, saat menjelang Bulan Ramadhan seperti sekarang ini, merupakan saatnya pengrajin bordir memetik hasil atau masa panen dari hasil usahanya selama satu tahun dengan omset mencapai lebih dari 50 Milyar.

Baca Juga: Sulit Ditebak, Ketahui 5 Alasan Mengapa Pria Selalu Diam Ketika Membicarakan Pernikahan

"Ya seharusnya sekarang ini bagi kami merupakan masa panen. Namun untuk tahun ini atau akibat adanya wabah Covid-19, masa panen tersebut terbuang sia-sia," katanya.

Saat ini, lanjut Iwan, lebih dari 300 lapak atau kios bordir di Tanah Abang Jakarta tutup.  Kondisi pengrajin bordir seperti itu dibenarkan oleh Ato, salah satu pengrajin bordir warga Sukagalih, Kelurahan Talagasari, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Ato mengatakan, sejak adanya kebijakan pembatasan wilayah, dirinya tidak lagi bisa masuk Jakarta untuk memasarkan daganganya.

Baca Juga: Peneliti: Cegah Corona, Bersihkan Bahan Makanan Selama 72 Jam, Simak Penjelasan Lengkapnya

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x