"Kalau disimpannya cukup lama dan jumlahnya segitu banyak memang ada indikasi penimbunan. Namun untuk mengatakan itu ditimbun atau tidak bukan ranah kami, kami serahkan sepenuhnya ke pihak kepolisian, nanti polisi yang akan melakukan pemeriksaan apakah ini ada unsur penimbunan atau tidak," katanya.
Hanya saja kata dia, pihaknya meminta kepada pihak distributor untuk segera mendistribusikannya ke pasaran.
Baca Juga: Ditetapkan Sebagai Rumah Sakit Darurat Covid-19, Wisma Atlet Mulai Disemprot Disinfektan
"Kasian kan masyarakat sekarang banyak yang nyari, di pasar kosong, di pasar moderen juga jumlahnya tidak banyak. Jangan sampai masyarakat yang kini disulitkan dengan isu penyebaran wabah corona kesulitannya ditambah lagi dengan kelangkaan bahan pokok," katanya.
Disinggung dari sisi harga sendiri ujar Firman, untuk saat ini memang berdasarkan pengakuan pihak distributor harga dari sulayer kini harganya sudah diatas 15.000 per kg atau jauh lebih tinggi dari harga HET yaitu Rp 12,500 per kg.
Sedangkan untuk ketersediaan masker, hand sanitizer termasuk cairan disinpectant dari hasil pantauan disejumlah distributor alat alat medis di Kota Tasikmalaya ujar Firman, memang ketersediannya sudah sangat menurun.
Untuk itu lanjut dia, pihaknya meminta agar pihak distributor agar mendahulukan penyaluran untuk kepentingan rumah sakit dan puskesmas.
"Ya tadi saya minta, tolong penyaluran atau distribusinya diutamakan ke rumah sakit dan puskesmas agar kebutuhan pelayanan terhadap masyarakat terpenuhi," kata Firman.
Firman juga mengatakan, kegiatan pemantauan yang dilakukan tim satgas pangan Kota Tasikmalaya sebagai upaya pemerintah dalam hal pencegahan penyebaran virus corona.
"Kami juga menyebarkan surat edaran walikota terkait larangan penimbunan bahan pokok dan alat medis," ujarnya.***