Network
PR TASIKMALAYA - Perdana Menteri Thailand, Payut Chan-o-cha dikonfirmasi tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Asean yang akan digelar di Jakarta pada, 24 April 2021.
Hal tersebut menyusul bahwa dalam KTT Asean akan membahas mengenai krisis di negara Myanmar yang saat ini dipimpin oleh tentara.
Perdana Menteri Prayut Chan-ocha mengatakan bahwa dirinya menolak untuk memberikan komentar terhadap situasi di Myanmar.
Baca Juga: Shotaro NCT Akhirnya Buat Akun Instagram Pribadi, NCTzen Sudah Follow?
Perdana Menteri Payut Chan-o-cha juga menyebutkan bahwa masalah yang terjadi di Myanmar merupakan masalah yang rumit.
Permasalahan di Myanmar merupakan permasalahan domestik di mana, Thailand memiliki pendapat lain dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa anggota Asean tengah berusaha membantu perdamaian di Myanmar melalui berbagai jalur.
Baca Juga: Suporter Sepak Bola Diizinkan Menonton di Stadion, Viking: Siap Penuhi Aturan
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Bangkok Post, perwakilan Thailand yang akan hadir pada KTT Asean di Jakarta adalah Don Pramudwinai selaku Menteri Luar Negeri Thailand.
Menurut Jenderal Payut Chan-o-cha, beberapa negara lain juga mengirimkan Menteri Luar Negerinya dalam KTT Asean tersebut.
Dalam KTT Tersebut, perwakilan Myanmar akan diwakili oleh Panglima militer Jenderal Min Aung Hlaing untuk mengambil bagian dari KTT tersebut.
Baca Juga: Suporter Sepak Bola Diizinkan Menonton di Stadion, Viking: Siap Penuhi Aturan
Kehadiran dari Min Aung Hlaing dalam KTT mendapatkan reaksi dari berbagai pihak.
National Unity Government (NUG) dan para aktivis Myanmar mengecam kehadiran Min aung Hlaing dalam KTT Asean di Jakarta.
KTT Asean khusus akan dilaksanakan di Jakarta, Indonesia pada, Sabtu 24 April 2021.
Baca Juga: Cara Membuat NIB dan IUMK, Jadi Syarat Terima Bantuan UMKM Rp1,2 Juta
Dalam KTT tersebut, akan membahas mengenai mencari solusi terkait dengan krisis yang memburuk di Myanmar.
Pasalnya, sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021 lalu, sekitar 730 demonstran tewas dan ribuan orang ditangkap.
Kisruh di Myanmar sendiri telah menjadi sorotan di seluruh dunia.
Semenjak terjadi kudeta pada 1 Februari 2021 ribuan orang telah ditangkap sampai menewaskan 730 orang.***
