Biaya Study Tour Berujung Maut, Wali Kota Perintahkan Disdik Segera Evaluasi Program Tersebut di Sekolah

27 Februari 2020, 20:18 WIB
WALIKOTA Tasikmalaya, H. Budi Budiman.* /Asep M S//

PIKIRAN RAKYAT - Walikota Tasikmalaya Budi Budiman mengaku sangat prihatin dan cukup kaget ketika mendengar kasus kematian Delis (13) siswi SMPN6 Kota Tasikmalaya adalah karena dibunuh ayah kandungnya sendiri berinisial BR (45).

Terlebih ujar Budi, motif pembunuhannya sendiri hanya karena masalah pembayaran kegiatan ekstra sekolah berupa biaya study tour.

"Terus terang saya sangat menyayangkan dan turut prihatin, hanya permasalahan uang seratus ribu, orang tua tega membunuh anak kandungnya sendiri," kata Budi saat dihubungi melalui telpon genggamnya, Kamis 27 Februari 2020.

Baca Juga: Arab Saudi Tangguhkan Izin Visa Karena Virus Corona, Jemaah Umrah Asal Tasikmalaya Terancam Gagal Berangkat

Terkait itu ujar Budi, pihaknya akan segera meminta Dinas Pendidikan termasuk pihak sekolah untuk segera melakukan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler yang selama ini berjalan.

"Saya minta tolong segera evaluasi kegiatan-kegiatan ekstra sekolah seperti study tour atau ekstrakulikuler lainnya agar tidak menjadi hal yang yang tidak dinginkan," katanya.

Evaluasi kegiatan seperti itu lanjut Budi, harus dilakukan pula oleh pihak sekolah diseluruh tingkatan. Apalagi yang meyangkut pembiayaan.

"Karena sudah sering biaya tersebut jadi beban bagi anak-anak kita dan keluarganya," ujar Budi.

Selama ini kata dia, pemerintah telah begitu konsen terhadap dunia pendidikan agar jangan sampai ada anak-anak tidak mengenyam pendidikan khususnya di Kota Tasikmalaya.

Baca Juga: Wujudkan SDM yang Berkualitas, Seratus Peserta WUB Disperindag Ikut Pelatihan Manajemen Usaha

"Makanya, ada bantuan-bantuan dari pemerintah untuk siswa yang tidak mampu. Baik itu beasiswa, dana bos, kartu Indonesia Pintar dan lain sebagainya," jelas Budi.

Artinya melaui program tersebut kata Budi, masyarakat yang kurang mampu atau miskin tetap bersekolah dengan dibiayai oleh pemerintah.

Disisi lain lanjut Budi setelah bersekolah, pihak sekolah kadang-kadang lupa dengan membuat kegiatan yang disamakan untuk pelajar yang mampu dan tidak mampu yang pada akhirnya memberatkan khususnya bagi siswa yang kurang mampu.

"Seperti ada kegiatan yang namanya study tour, semua anak-anak pasti ingin ikut. Disisi lain kemampuan orang tuanya kan beda, ada yang mampu ada yang tidak. Mestinya di sinilah sekolah sudah harus mengetahui bahwa kondisi siswanya beragam," ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Bandung Gelar Operasi Pasar Murah di Soreang, Warga Serbu Bawang Putih yang Turun Harga

Khusus untuk yang tidak mampu, biaya sekolahnya saja kan sudah di subsidi oleh pemerintah, ini malah terbebani untuk biaya study tour," ujar Budi menambahkan.

Jadi dalam kasus ini, tegas dia, harus ada evaluasi khususnya soal program study tour.

"Apalagi yang saya dengar kasus Delis ini karena kurang uang Rp 100 ribu untuk study tour. Hanya dengan uang kurang Rp 100 ribu saja, terjadi hal semacam ini," tegasnya.

Budi menandaskan, kedepan kasus seperti itu jangan sampai terulang dikemudian hari.

Baca Juga: Pergerakan Tanah Ancam Dua Kampung di Tasikmalaya, Warga Khawatir Desanya akan Amblas

"Sekali lagi saya minta agar pihak sekolah jika membuat kegiatan harus disesuaikan dengan kondisi seluruh siswanya. Karena kan mereka itu beragam khususnya dalam hal kondisi ekonomi," tandasnya.

Budi juga menyebutkan, pihaknya sangat mengapresiasi langkah Polres Tasikmalaya Kota yang berhasil mengungkap terang benderang kasus pembunuhan siswi SMPN 6, Delis (13).

"Kami sangat apresiasi dan terima kasih kepada jajaran Polres Tasikmalaya Kota yang berhasil mengungkap kasus meninggalnya siswi SMPN 6 ini," ujar Budi.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Tags

Terkini

Terpopuler