Jembatan Cikubang, Saksi Bisu Sejarah Kereta Bumi Priangan

- 4 Oktober 2020, 19:59 WIB
Jembatan Cikubang dengan kereta yang melintas, rel yang masih aktif hingga hari ini.
Jembatan Cikubang dengan kereta yang melintas, rel yang masih aktif hingga hari ini. //Indonesia.go.id

PR TASIKMALAYA - Lintasan kereta api Jakarta-Bandung merupakan salah satu ruas tua yang masih dipergunakan hingga sekarang.

Dibangun secara berangsur sejak bulan April 1869, mulai dari ruas di Batavia hingga ke Karawang yang selesai pada tahun 1898.

Pembangunan berlanjut dengan ruas ke arah Bandung oleh Perusahaan Kereta Pemerintah Hindia Belanda StaatsSpoorwegen (SS) yang pengerjaannya rampung pada 2 Mei 1906.

Baca Juga: Salah Satu Tim Kampanye Senior Donald Trump Dinyatakan Positif Covid-19

Lintasan kereta Jakarta-Bandung ini melintasi banyak lereng perbukitan terjal dengan tebing curam yang membelah sungai dan lembah.

Berdasarkan buku Sejarah Perkeretapian di Indonesia Jilid 2, di ruas Purwakarta yang mengarah ke Padalarang dengan panjang 56 km saja memiliki paling tidak 400 jembatan pendek dan panjang, salah satu diantaranya adalah Jembatan Cikubang.

Di samping menjadi nama sebuah sungai yang mengalir di daerah Padalarang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Cikubang pun dikenal karena adanya sebuah jembatan baja tersendiri sebagai jalur kereta. Kita bisa melihat jembatan ini setelah melalui Stasiun Sasaksaat.

Baca Juga: Penolak Pancasila Sama dengan Pemberontak, Dosen UNUSA: Orang itu Harus Hadapi Prosesi Hukum

Konstruksi Jembatan Cikubang berdiri kokoh dengan tinggi 80 meter dari pangkal pondasinya.

Jembatan ini juga terbentang sepanjang 300 meter ditopang oleh 11 pilar baja yang pada umumnya memiliki berat 122 ton dan panjang bentang beragam mulai dari 12 sampai 50 meter.

Jembatan ini berdiri menjulang dan kokoh di antara lembah dan perbukitan hijau Panyaungan serta areal persawahan milik warga.

Setiap jembatan dengan kode BH 513 memiliki tangga kontrol yang berfungsi untuk memeriksa kondisi rel oleh para petugas. Selain itu terdapat 16 dek darurat di tiap-tiap sisi jembatan.

Baca Juga: Isu Pencopotan Jaksa Agung, Pernyataan Arteria Dinilai Bisa Timbulkan Kegaduhan

Tidak begitu jauh dari Jembatan Cikubang tampak jembatan serupa bernama Cirangrang dan Batu Kerut.

Material baja pada Jembatan Cikubang dan sebagian jembatan serupa lain di sekitarnya didatangkan dari Eropa melalui Pelabuhan Tanjungpriok dan Pelabuhan Cilacap.

Jembatan Cikubang terletak di Kampung Babakan Rongga, Cipatat. Di kilometer 109, sekitar 200 meter dari Jembatan Cikubang ada jembatan Tol Cipularang.

Jembatan Cikubang yang kini berumur 114 tahun menjadi jembatan kereta aktif terpanjang di Indonesia saat ini. Kemegahan Jembatan Cikubang semakin terlihat ketika serangkaian kereta menyebrang di atasnya.

Baca Juga: Kemenpora Cegah Covid-19, Olahraga Sehat dengan Senam Sundul Langit

Agus Mulyana, pengamat sejarah dan budaya dari Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung mengungkapkan, jembatan kokoh ini berperan dalam mengisi makna penting jalur Jakarta-Bandung dan Padalarang-Purwakarta termasuk untuk ke arah selatan Jawa.

Agus berpendapat, pembangunan jalan kereta adalah sepenggal dari perubahan teknologi transportasi di zamannya.

Terlebih, pembangunan kereta di bumi Priangan oleh Kolonial Hindia Belanda mayoritas dilatarbelakangi kepentingan ekonomi.

Selain berperan sebagai jalur utama pengangkut penumpang, kereta juga digunakan untuk membawa produk perkebunan seperti teh dan kina.

Baca Juga: Waspada! Mewarnai Rambut Berisiko Terkena Kanker Payudara

Demikian juga saat lokomotif diesel mulai dipergunakan untuk menggantikan lokomotif uap di jalur lintasan Jakarta-Bandung di penghujung era 1950.

Djawatan Kereta Api, bibit PT Kereta Api Indonesia (KAI), mulai memperkuat struktur jembatan di Pulau Jawa, di antaranya adalah Jembatan Cikubang.

Penguatan struktur ini dilaksanakan pula tahun 1953 dengan memperbanyak penopang baja di pilar-pilar Jembatan Cikubang.

Pengukuhan struktur itu semakin terasa bermanfaat dengan jumlah kereta yang melintas semakin banyak setiap harinya.

Baca Juga: Anggap Indonesia sebagai Saudara Kandung, Ini Kata Dubes Korea Selatan

Pada laporan PT KAI, sebelum terjadinya wabah Covid-19, dalam sehari paling tidak ada 17 rangkaian kereta melangsungkan perjalanan rute Jakarta-Bandung atau sebaliknya, belum termasuk setidaknya 20 perjalanan kereta di luar lintasan jalur Jakarta-Bandung.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x