Menurut Keamanan Siber dan Infrastruktur dalam situs webnya, Para peretas berhasil membobol sejumlah jaringan yang tidak ditentukan, dan pada awal bulan ini, telah mencuri data dari dua di antaranya.
Tetapi, DHS (Departemen Keamanan Dalam Negeri AS) tidak mengungkapkan nama-nama pemerintah yang menjadi target. Selain itu belum memberi penjelasan terkait peretasan.
Dari FBI juga tidak memberikan rincian lebih lanjut, tetapi mereka mengatakan menyoroti perilaku jahat Rusia. Kedutaan Besar Rusia di Washington belum memberikan komentar terkait peretasan itu.
Tetapi, Moskow sebelumnya membantah telah melakukan peretasan di wilayah Amerika.
Baca Juga: Dua Orang Saksi Suap Walikota Tasikmalaya Diperiksa KPK, Salah Satunya Ibu Rumah Tangga
Peringatan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peretasan menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November.
Menurut badan intelijen AS dan pejabat pemerintah, Banyak orang di Amerika Serikat khawatir tentang kemungkinan terulangnya tahun 2016.
Ketika peretas yang diduga bekerja untuk intelijen militer Rusia, mencuri dan merilis email milik tokoh terkemuka Demokrat AS dan tokoh politik lainnya.
Pada Rabu 21 Oktober 2020, Direktur Intelijen AS John Ratcliffe mengatakan bahwa Rusia dan Iran sama-sama berusaha untuk mengganggu pemilihan presiden AS.
Baca Juga: Program Vaksinasi Direncanakan Mulai November Mendatang, IDI: Jangan Tergesa-gesa