Juga berupaya untuk merusak integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah untuk mempengaruhi hasilnya.
Pada Kamis 22 Oktober 2020, Pejabat AS berhati-hati dalam memberikan peringatan karena mereka tidak memiliki informasi yang menunjukan peretas sengaja mengganggu pemilihan atau operasi pemerintah.
"Namun, aktor tersebut mungkin mencari akses untuk mendapatkan opsi gangguan di masa depan, untuk mempengaruhi kebijakan dan tindakan AS,” kata peringatan itu.
“Atau untuk mendelegitimasi entitas pemerintah (negara bagian dan lokal)," sambungnya.***