Tak Ada Kenaikan Kasus Corona, Warga Tiongkok Serbu Lokasi Wisata Tanpa Protokol Kesehatan

- 9 Oktober 2020, 21:33 WIB
Tembok Besar China adalah bangunan terpanjang yang pernah diciptakan manusia yang berlokasi di Tiongkok.
Tembok Besar China adalah bangunan terpanjang yang pernah diciptakan manusia yang berlokasi di Tiongkok. /- Foto: Antara/M. Irfan Ilmie

PR TASIKMALAYA - Pemandangan yang tampak di Tembok Besar Cina minggu lalu, untuk beberapa bulan terakhir semenjak pandemi merebak, tidak akan terpikirkan oleh siapapun.

Foto-foto tempat wisata di Beijing tersebut menunjukkan kerumunan besar-besaran di sepanjang jalur Tembok Besar. Para wisatawan pun saling berhimpitan ketika melalui ruang sempit.

Sebagian besar dari wisatawan memang mengenakan masker. Tetapi ada sebagian orang, termasuk anak-anak, yang menurunkan masker hingga ke dagu, bahkan ada beberapa orang yang tidak mengenakan masker sama sekali.

Baca Juga: KPK Panggil Ade Setiana Terkait Kasus Korupsi Dinas PUPR Kota Banjar

Minggu lalu merupakan Minggu Emas di Tiongkok, yakni libur nasional dengan rentang waktu delapan hari yang menjadi salah satu periode wisata tahunan tersibuk di Tiongkok.

Periode libur itu menjadi ujian utama bagi rakyat Tiongkok setelah berhasil lolos dari pandemi karena tidak adanya peningkatan dalam jumlah pasien positif yang dilaporkan secara resmi.

Sempat ada beberapa gejolak, termasuk cluster di Beijing pada bulan Juni, tetapi situasi itu ditanggapi dengan segera melakukan lockdown dan tes massal sehingga dapat diatasi dalam beberapa minggu.

Baca Juga: Polda Bali: Aksi Tolak Omnibus Law Disusupi Korlap Gadungan untuk Provokasi

Dengan nyaris tidak adanya transmisi lokal, sejak tanggal 1 Oktober 2020, masyarakat berbondong-bondong pergi ke stasiun bus, ke bandara, dan ke pusat transit lainnya untuk berwisata ke seluruh penjuru negeri.

Otoritas lokal pun bersaing untuk menarik wisatawan, dengan pemerintah provinsi dan kota yang mengeluarkan voucher perjalanan serta tempat wisata yang menawarkan diskon pada harga tiket hingga yang gratis.

Tembok Besar juga telah disiapkan untuk serbuan wisatawan. Bagian tembok yang paling populer yaitu bagian Badaling, telah dibuka kembali pada akhir Maret meskipun dengan batasan baru seperti mengharuskan pengunjung untuk memesan tiket terlebih dahulu.

Baca Juga: Hati-hati! Ada 4 Hewan yang Dianggap Bisa Tularkan Virus Corona

Dalam pemberitahuan yang dirilis pada 29 September 2020, Kantor Wilayah Administratif Khusus Badaling, yakni badan pemerintah yang mengelola Tembok Besar, memperingatkan pengunjung untuk terus mengikuti pembatasan selama musim liburan.

Menurut pemberitahuan itu, pembatasan ini termasuk jaga jarak sosial sejauh satu meter antara satu sama lain dan dilarang keras berkumpul.

Sebelumnya, di situs Great Wall pun terdapat peringatan bagi para wisatawan untuk mengenakan masker selama kunjungan mereka dan mendesak untuk "mematuhi bimbingan dan manajemen staf museum."

Baca Juga: NASA Persiapkan Fasilitas dan Pelengkap Misi 'Artemis' ke Bulan pada 2024

Sayangnya, tak ada satu pun dari pembatasan ini tampaknya dipatuhi pada minggu lalu karena para wisatawan berkerumun dengan wajah tanpa masker di Tembok Besar.

Jika dalam situasi normal, biasanya lebih dari 10 juta orang mengunjungi Tembok Besar setiap tahun.

Bagian Badaling, yang terkenal selalu penuh sesak baik oleh turis lokal maupun internasional, sehingga para petugas membatasi 65.000 pengunjung per hari pada bulan Juni 2019.

Baca Juga: Bulan Kebudayaan Korea 'K-Festival 2020' Digelar Daring dan Luring, Catat Tanggalnya!

Ketika bagian tersebut dibuka kembali pada bulan Maret, peraturan baru membatasi jumlah pengunjung harian 30 persen dari kapasitas biasanya.

Menjelang perayaan Minggu Emas, pihak berwenang menaikkan batas itu menjadi 75 persen dari kapasitas normal, yang artinya 48.750 pengunjung per hari.

Menurut kantor berita pemerintah Tiongkok Xinhua, pada 3 Oktober 2020, tiket untuk bagian Badaling terjual habis sejak dini hari.

Baca Juga: Tahun Depan Google Akan Rilis Fitur Kemanan Akun Baru

Minggu Emas yang menjadi liburan terpanjang di Tiongkok setelah liburan Tahun Baru Imlek, biasanya digunakan oleh masyarakat Tiongkok dengan ekonomi kelas menengah untuk bepergian ke luar negeri dalam jumlah besar.

Tetapi tahun ini, pembatasan visa, persyaratan karantina, kurangnya penerbangan internasional, dan bahaya Covid-19 yang sedang berlangsung membuat wisatawan Tiongkok berlibur di dalam negeri sebagai gantinya.

"Kami telah melihat lebih banyak turis tahun ini daripada tahun-tahun sebelumnya. Jumlah turis harian meningkat dua kali lipat sejak kami membebaskan biaya masuk," kata seorang karyawan di objek wisata Yellow Crane Tower Wuhan pekan lalu, menurut media massa milik pemerintah Tiongkok, Global Times.

Baca Juga: 91,81 Persen Warga Bogor Peserta JKN BPJS Belum Penuhi Standar UHC

Selama empat hari liburan saja, 425 juta perjalanan wisata domestik telah dilakukan di Tiongkok yang menghasilkan pendapatan pariwisata lebih dari US $ 45 miliar, menurut data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tiongkok.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: 9news.com.au


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x