Pada tahun 2018, para pemimpin kedua negara menandatangani deklarasi yang setuju untuk bekerja untuk denuklirisasi lengkap semenanjung Korea dan menghentikan tindakan bermusuhan.
Para analis mengatakan Korea Utara tampaknya menggunakan masalah selebaran untuk meningkatkan tekanan pada Korea Selatan di tengah perundingan denuklirisasi yang macet.
"Selebaran adalah alasan atau pembenaran untuk meningkatkan taruhan, membuat krisis, dan menggertak Seoul untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," kata Duyeon Kim, penasihat senior di International Crisis Group, sebuah organisasi nirlaba independen yang berbasis di Belgia.
Baca Juga: Meski Berbahan Bambu, Jembatan Darurat di Desa Bugel Bikin Aktivitas Warga Kembali Normal
Pyongyang merasa dikhianati dan disesatkan oleh prediksi Seoul bahwa Amerika Serikat akan mencabut beberapa sanksi dengan imbalan Korea Utara menutup lokasi reaktor nuklirnya, dan kecewa bahwa selebaran dan latihan militer AS-Korea Selatan terus berlanjut.
"Mereka kesal karena Seoul tidak melakukan apa pun untuk mengubah lingkungan dan sekali lagi mengatakan Seoul agar tidak terlibat dalam perundingan nuklirnya dengan Washington," tambahnya.***