Divonis Hidup 3 Hari, Remaja Kembar Dempet Pilih Hidup Satu Badan hingga Kini Beranjak Dewasa

- 9 Juni 2020, 11:15 WIB
CARMEN dan Lupita.*
CARMEN dan Lupita.* //Daily Mail

PR TASIKMALAYA - Masyarakat tengah dibuat terharu oleh kisah inspirasi dari remaja kembar siam.

Dalam sebuah acara, remaja itu menolak untuk dipisahkan satu sama lainnya.

Remaja kelahiran Meksiko ini memilih untuk memiliki satu badan dan harus beradaptasi untuk menjalani kehidupan satu sama lain.

Baca Juga: Picu Pro dan Kontra, Pengunjuk Rasa Anti Rasisme di Inggris Robohkan Patung Pedagang Budak

Dalam sebuah film dokumenter Carmen‌ ‌and‌ ‌Lupita (18) yang berasal dari dari Connecticut tengah belajar untuk mengemudi.

Carmen terlihat sedang diajarkan cara mengemudi oleh ayah nya.

'Ya, itu benar. Kembarku ini bisa mengemudi. Setidaknya, aku harap begitu," ujar ayahnya.

Lupita mengungkapkan bahwa Carmen ingin mendapatkan lisensinya segera agar mereka bisa jadi lebih mandiri.

Baca Juga: Pengedar dan Pemakai Narkoba Jenis Sabu yang Dibekuk Polisi dari Vila Mewah Merupakan Pasutri

Meski banyak kesulitan yang ia hadapi saat mengemudi, namun ia tetap berjuang dengan semangat untuk belajar.

Dalam video tersebut, Carmen dan Lupita terlihat sangat vera membuat warga yang melihatnya merasa terharu.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily Mail, Lupita dan Carmen mengalami kembar omphalopagus, yang merupakan 10 persen dari semua kembar siam.

Gadis itu memiliki satu set lengan, satu set paru-paru dan satu perut.

Baca Juga: Insiden George Floyd Picu Kerusuhan Sipil, Minneapolis Berencana Tutup Kepolisian

Mereka saling berbagi tulang rusuk, hati, sistem peredaran darah mereka, dan sistem pencernaan serta reproduksi mereka.

Dengan kembar siam, kandung kemih dan uterus masih berfungsi secara teratur, tetapi seorang gadis memiliki kendali atas satu atau kedua organ.

Ketika Lupita dan Carmen masih muda, mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun menjalani terapi fisik dan mempelajari cara duduk serta bekerja bersama untuk menggunakan kaki mereka dan ketika mereka berusia empat tahun, mereka mulai bisa berjalan bersama-sama.

Dokter mempertimbangkan untuk memisahkan mereka, namun hal itu berisiko karena mereka berbagi terlalu banyak organ vital dan tulang belakang bagian bawah.

Baca Juga: Petugas Berhasil Sita Narkoba Jenis Sabu dari Sebuah Vila Mewah di Kota Tasikmalaya

Operasi perpisahan juga dapat mengakibatkan kematian atau perawatan intensif selama bertahun-tahun.

Para suster, yang ikut menyaksikan kelahiran mereka pada tahun 2020 mengatakan bahwa ia mereka divonis bertahan hidup selama tiga hari saja.

dan telah diberitahu bahwa perpisahan mereka dapat mengakibatkan kematian atau perawatan intensif selama bertahun-tahun.

Gadis-gadis itu memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Carmen unggul di sekolah dan memiliki kecerdasan cepat sementara Lupita lebih tenang.

Baca Juga: Bertengkar Usai Pesta Sabu di Villa Mewah Kota Tasik, Pasangan Bandar Sabu Digerebek Polisi

Carmen juga suka memakai make-up dan menggunakan eyeliner dan maskara, sementara Lupita tidak bisa.

Di sekolah, anak-anak perempuan dalam program pertanian, berharap memiliki karir sebagai dokter hewan atau dalam beberapa aspek peternakan.

Ketika sebelumnya ditanya apakah mereka ingin dipisahkan, keduanya mengatakan tidak karena meskipun operasi berjalan baik mereka akan memiliki terapi fisik bertahun-tahun nantinya.

"Dan kemudian ada situasi psikologis keseluruhan karena kita sudah terbiasa bersama," kata Carmen.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x