PR TASIKMALAYA - Sebagian besar anggota Dewan Kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat, mendukung rencana menutup departemen kepolisian di kota tersebut dan akan menciptakan cara baru yang dapat memastikan keamanan masyarakat.
Rencana itu menunjukkan aksi massa yang memprotes kematian Floyd punya dampak kepada sistem kepolisian di Minneapolis.
"Kami berencana membongkar tatanan di Departemen Kepolisian Kota Minneapolis. Saat kami selesai melakukannya, kami tidak akan membangunnya lagi. Kami akan secara drastis berpikir ulang bagaimana kita membangun sistem keamanan masyarakat dan penanggulangan situasi darurat," kata seorang anggota dewan kota, Jeremiah Ellis, lewat unggahannya di Twitter.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya Mulai Landai, Kewaspadaan Jangan Diabaikan
Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Reuters, gerakan 'kurangi anggaran kepolisian' atau defund the police telah lama digaungkan sebelum aksi massa berlangsung.
Setelah video yang menunjukkan Floyd disiksa seorang polisi sampai ia tewas bulan lalu, gerakan itu mendapat banyak dukungan dari masyarakat.
Dalam video itu, Derek Chauvin, anggota Kepolisian Kota Minneapolis, menggencet leher Floyd selama hampir selama sembilan menit sehingga ia tewas akibat kehabisan napas.
Baca Juga: Sosialisasikan AKB, Petugas Lakukan Patroli dan Bubarkan Kerumunan di Pantai Karang Tawulan
Tayangan itu membuat banyak orang di seluruh dunia ngeri terhadap aksi brutal polisi. Saat ini, Chauvin dan tiga polisi Minneapolis lainnya telah dipecat dari kesatuan dan dituntut bersalah atas kematian Floyd.