Serangan Bersenjata di Afghanistan, Bayi Berumur Satu Hari Jadi Korban Penembakan

- 14 Mei 2020, 04:10 WIB
Seorang wanita Afghanistan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan darurat setelah dia terluka selama serangan di klinik Doctors Without Borders.*
Seorang wanita Afghanistan dibawa ke rumah sakit untuk perawatan darurat setelah dia terluka selama serangan di klinik Doctors Without Borders.* /EPA PHOTO/

PIKIRAN RAKYAT - Orang-orang bersenjata menyerbu sebuah rumah sakit bersalin di bagian barat Ibu Kota Afghanistan, Kabul, melakukan aksi tembak-menembak selama berjam-jam dengan polisi.

Dilansir Al Jazeera, akibat kejadian ini, 24 orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk dua bayi yang baru lahir, ibu mereka, dan beberapa orang perawat yang belum teridentifikasi.

Tampak dalam foto-foto dari Kementerian Dalam Negeri menunjukkan, dua anak kecil terbaring meninggal di dalam rumah sakit.

Baca Juga: Sebut Bentuk Penghargaan, Pemkot Surakarta Dukung Wacana Pendirian Patung Didi Kempot

Sebuah gambar juga menunjukkan seorang wanita yang tertembak terbaring di tanah masih memegang erat-erat bayinya.

Sementara itu, seorang perawat, dikonfirmasi oleh kantor berita Reuters selamat dan telah dipindahkan ke unit perawatan intensif di rumah sakit lain.

Pasukan keamanan sebelumnya menutup daerah itu ketika mereka mengevakuasi lebih dari 80 wanita dan bayi dari rumah sakit, di mana amal medis Dokter Tanpa Batas (Medecins Sans Frontieres, atau MSF) menjalankan klinik bersalin.

Baca Juga: Belum Diuji Secara Klinis, Herbal Anti Corona Sudah Disalurkan ke Wisma Atlet

Juru bicara kementerian dalam negeri Tareq Arian mengatakan tiga warga negara asing termasuk di antara mereka yang dievakuasi dengan aman, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Tidak jelas mengapa rumah sakit bersalin di Dashti Barchi yang memiliki fasilitas 100 tempat tidur, menjadi sasaran-serangan yang dikatakan Arian adalah "tindakan melawan kemanusiaan dan kejahatan perang".

"Saat itu ada tiga penyerang yang mengenakan seragam polisi memasuki rumah sakit, melempar granat dan menembak," kata para pejabat.

Baca Juga: Aktivitas Pasar Terus Ramai, Tim Gugus Tugas Covid-19 Kian Gencar Imbau Warga Soal Mekanisme PSBB

Seorang dokter anak yang melarikan diri dari rumah sakit mengatakan kepada kantor berita AFP, dirinya mendengar ledakan keras di pintu masuk gedung di Dashti Barchi, sebuah lingkungan yang sebagian besar warga Syiah pernah melihat serangan masa lalu oleh kelompok bersenjata ISIL (ISIS).

"Rumah sakit itu penuh dengan pasien dan dokter, ada kepanikan total di dalam," kata dokter itu, meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Pada sore hari, para suami, ayah, dan anggota keluarga pasien rumah sakit berkumpul di sekitar rumah sakit, tampak cemas menunggu kabar tentang orang yang mereka cintai.

Baca Juga: Pastikan Ketersediaan Barang dan Harga, Tim Satgas Pangan Kabupaten Tasikmalaya Sisir Sejumlah Pasar

Seorang pria membacakan nama-nama mereka yang telah dievakuasi ke rumah sakit lain.

Sementara itu, Kelompok HAM Amnesty International mengutuk kedua serangan itu.

"Kejahatan perang yang tidak berbelas kasihan di Afghanistan hari ini, menargetkan rumah sakit bersalin dan pemakaman, harus menyadarkan dunia akan kengerian yang terus dihadapi warga sipil," tulis kelompok itu.

Baca Juga: Tim Densus 88 Mabes Polri Geledah Dua Rumah Terduga Teroris di Kota Tasikmalaya

"Harus ada pertanggungjawaban atas kejahatan berat ini," imbuhnya.

Negara-negara lain termasuk Inggris, Jerman, Turki dan Pakistan turut merilis pernyataan yang mengutuk kekerasan.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x