WHO Ternyata Tak 'Diundang' Ambil Bagian dalam Penelitian Tiongkok Soal Asal Virus Corona

- 1 Mei 2020, 12:45 WIB
BENDERA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).*
BENDERA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selama ini yakin bahwa asal mula wabah virus corona itu dari Wuhan dan merupakan virus alam bukan buatan.

Namun dalam hal ini, WHO menyatakan bahwa Tiongkok telah menolak permintaan dari WHO untuk mengambil bagian dalam penyelidikan asal muasal virus corona.

"Kita tahu beberapa penyelidikan nasional tengah berlangsung, namun dalam hal ini, kami tidak diundang unduk bergabung dalam penelitian," ujar Dr Gauden Galea, seorang perwakilan WHO di Tiongkok.

Baca Juga: Redam Covid-19, PSBB di Kota Tasikmalaya Tinggal Tunggu Instruksi Gubernur dan Izin Menkes

Ia mengatakan bahwa asal usul virus corona sangat penting untuk diketahui, sebagai tujuan untuk mencegah hal tersebut terulang lagi di masa yang akan datang.

Dia mengakui bahwa tidak adanya keikutsertaan WHO dalam penelitian Tiongkok, bukanlah ide yang bagus.

Sebelumnya Pemerintah Australia mengatakan akan melakukan penyelidikan internasional yang independen untuk mengetahui asal-usul Covid-19.

Lalu, Tiongkok marah dan mengatakan baahwa penyelidikan terhadap virus tersbut seharusnya menjadi masalah bagi para ilmuwan saja.

Baca Juga: Agen Mata-mata AS Percaya Virus Corona Bukan Buatan Manusia atau Modifikasi Genetik

Gale mengatakan, bahwa WHO hingga kini belum dapat menyelidiki log dari dua laboratorium, yakni Institut Virologi Wuhan dan CDC Wuhan.

"Dari semua bukti yang tersedia, rekan WHO dalam sistem tiga tingkat kami yakin bahwa asal usulnya ada di Wuhan dan bahwa itu adalah virus alami, bukan buatan pabrik," katanya.

Namun meski begitu, menurut Dr Galea, catatan laboratorium penting menjadi bagian dari laporan lengkap yang dimumkan ke publik.

Ia mengakui bahwa ia tahu apa yang dilaporkan Tiongkok pada WHO selama periode waktu itu.

Baca Juga: Update Virus Corona Dunia Jumat 1 Mei 2020, AS Catat 30 Ribu Penambahan Kasus Baru

Wuhan selama 3 hingga 16 Januari 2020, melaporkan kasus Covid-19 di sana hanya mencapai 41 orang.

"Apakah mungkin hanya ada 41 kasus untuk periode waktu itu? Saya kira tidak," kata Dr Galea.

WHO hanya bisa berspekulasi bahwa saat itu Tiongkok memiliki kesulitan untuk menemukan terkait korban virus corona tersebut.

Namun ia mengaakui, bahwa WHO merasa kasus dalam periode itu lebih dari 41 kasus.

Baca Juga: Dituduh Pengidap Pertama Virus Corona, Maatje Benassi Hidup Menderita Jadi Target Hujatan

Sebelumnya WHO juga telah dikritik oleh dunia karena menginformasikan terkait kabar virus corona yang tidak benar.

"Investigasi awal yang dilakukan oleh otoritas Tiongkok tidak menemukan bukti yang jelas tentang penularan dari manusia ke manusia," ujarnya seperti yang diberitakan oleh Sky News. 

Saat bersamaan, seorang pejabat WHO juga mengatakan bahwa ada keterbatasan bagi virus utuk menular dari manusia ke manusia.

"WHO semakin khawatir dan yakin, sangat curiga akan ada penularan dari manusia ke manusia. Namun, kasus-kasus yang telah disampaikan kepada kami dan penyelidikan belum dikonfirmasi 100%," imbuh Galea.

Baca Juga: Krisis Minyak Libatkan Rusia, Trump Ultimatum Saudi: Potong Produksi atau AS Tarik Pasukan

Namun saat WHO berhasil melakukan kunjungan singkat ke Tiongkok, tepat pada 20 Januari 2020 Tiongkok mengumumkan bahwa penyakit tersbut dapat menular dari manusia ke manusia.

Dalam pertemuan itu, WHO menanyakan pertanyaan, dan pihak Tiongkok mengatakan memiliki dua kasus petugas kesehatan yang terinfeksi.

Sementara itu, WHO di Tiongkok sekarang sedang mempelajari pencegahan epidemi negara saat ini, karena wabah telah dikendalikan dan penguncian telah dicabut.

Baca Juga: Sasar Warga Tak Tercakup Bantuan Pemerintah, Bupati Tasik Serahkan 4.000 Sembako ke PC NU

Tetapi Dr Galea mendesak agar berhati-hati, terutama tentang prospek vaksin.

"Fakta bahwa kita belum memiliki vaksin (dalam produksi) untuk virus corona apa pun menunjukkan bahwa kita tidak boleh membuat rencana. Fakta bahwa kita akan memiliki vaksin dengan tanggal ini dan itu," tutup Galea.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x