Baca Juga: LAPAN Ungkap Rekam Jejak Kapal Misterius yang Melintasi Kawasan Perairan Raja Ampat
Karena kebijakan tidak memperbolehkan keluarga mengunjungi pasien di rumah sakit, guna mencegah penyebaran Covid-19 lebih besar, maka staf medis harus merawat pasien dengan dukungan emosional seperti yang mereka butuhkan untuk bangkit dari virus ini.
“Momen tersulit selama bekerja adalah dengan melihat pasien Covid-19 meninggal tanpa daya dan tanpa anggota keluarga mereka di samping mereka,” kata Ernest Capadngan, seorang perawat di unit biocontainment rumah sakit.
Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia per 16 April 2020: Kasus Meninggal Harian Mulai Menurun
Hal serupa juga disampaiakan tenaga medis lainnya. Mereka harus membantu para pasien untuk menyampaikan pesan kepada orang-orang tercintannya yang setia menunggu tanpa di perbolehkan masuk.
"Saya memiliki seorang pasien yang jatuh dari tempat tidur hari ini dan saya harus memanggil istrinya dan mengatakan kepadanya dan dia tidak bisa datang menemuinya, meskipun dia memohon dan memohon untuk datang menemuinya," kata Tracey Wilson, seorang praktisi perawat.
Baca Juga: Alami Lonjakan Aktivitas di Perairan Indonesia, 19 Kapal Ikan Asing Ilegal Ditangkap KKP
Tak hanya itu, Tiffany Fare seorang perawat juga menceritakan kisah haru lainnya, yang begitu membuat dirinnya menangis dan terpuruk, ketika seorang pasien tengah sekarat hanya bisa menyampaikan selamat tinggal melalui ponsel.
"Salah satu momen tersulit adalah melihat seorang anggota keluarga pasien Covid-19 mengucapkan selamat tinggal pada iPad. Kamu tidak bisa melihat kekasihmu dan kemudian mereka pergi." kata Tiffany Fare, seorang perawat di unit biocontainment.
Baca Juga: Cegah Sebaran Covid-19, Sistem Pelacakan Virus Corona akan Segera Hadir pada Android