Dalam pernyataan sebelumnya, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru menegur sistem baru dengan bahasa yang lebih kuat, dengan mengatakan perubahan menghilangkan oposisi politik yang penting.
“Kami juga tetap sangat prihatin dengan efek mengerikan yang lebih luas dari undang-undang keamanan nasional dan semakin meningkatnya pembatasan kebebasan berbicara dan kebebasan berkumpul, yang dirasakan di seluruh masyarakat sipil,” ujar negara-negara itu.
Baca Juga: MAKI Ungkap Dugaan Trik Rachel Vennya untuk Kabur Karantina, Mengaku sebagai Sosok Ini
Sebagai tanggapan, juru bicara kedutaan besar Tiongkok di Inggris menyebut komentar itu tidak bertanggung jawab.
Menurut kedutaan Tiongkok, G7 mendistorsi fakta dan dengan jahat mendiskreditkan pemilihan dan sangat mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok dan melanggar norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional.
“Pihak Tiongkok menyatakan penentangan tegas dan kecaman keras,” kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan.
Beijing telah meminta warga Hong Kong untuk menerima aturan baru yang mereka katakan akan memulihkan stabilitas dan membasmi elemen anti-Tiongkok untuk selamanya.
Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam membela sistem baru dan menepis rendahnya jumlah pemilih.
"Hong Kong sekarang kembali ke jalur yang benar," katanya kepada wartawan.