“Masyarakat sipil harus melangkah dan membuat pengadilan, itulah pengadilan Uighur,” kata Luke de Pulford, salah satu pendiri Koalisi untuk Tanggapan Genosida dan penasihat Kongres Uighur Dunia.
Pengadilan independen telah melakukan penilaian yang paling luas dan komprehensif dari bukti tentang krisis Uighur yang dimiliki oleh badan mana pun, termasuk pemerintah, menurut de Pulford.
“Salah satu fungsi kritis pengadilan telah menyediakan platform bagi para penyintas,” ujar Sophie Richardson, direktur Tiongkok di Human Rights Watch (HRW).
“Ini menciptakan ruang bagi orang-orang untuk menjelaskan kepada dunia apa yang terjadi dan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang berlangsung ini,” tambahnya.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 10 Desember 2021: Iqbal Sebut Irvan Mengelabui Al, Lalu?
Lebih dari 30 saksi, termasuk pengungsi Uighur, pengacara dan akademisi, memberikan bukti dalam tiga rangkaian sidang.
Kesaksian mereka termasuk pemukulan, pemerkosaan dan penyiksaan di pusat penahanan di Xinjiang.***