PR TASIKMALAYA – Seorang ahli teknologi dari Amerika Serikat (AS), Geoffrey Cain, mengklaim bahwa pemerintah pusat Tiongkok yang berada di Beijing telah sengaja menanam sistem canggih yang mempermudah mereka menangkap Suku Uighur serta kelompok minoritas Muslim lainnya.
Teknologi canggih yang dipakai pemerintah Tiongkok kabarnya merupakan kecerdasan buatan berskala besar yang secara khusus bertugas mengawasi pergerakan Suku Uighur dan kelompok minoritas muslim lainnya yang tinggal di Negeri Tirai Bambu.
Partai Komunis China (PKC) sengaja menanam kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang bisa mendeteksi serta membuat umat Muslim Tiongkok ditangkap cuma gegara hal sepele.
Hal sepele yang dimaksud sebagaimana dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Express, seperti menumbuhkan janggut.
“AI berskala besar ini mengolah data yang dikumpulkan untuk memutuskan apakah seseorang bakalan menjadi kriminal di masa depan dan perlu diawasi lebih jauh, hingga akhirnya diputuskan harus dibawa ke kamp konsentrasi untuk dicuci otak,” jelas Geoffrey Cain.
Begitu pemeriksaan oleh AI selesai dilakukan, umat Muslim secara acak bisa langsung ditangkap dan dikirim ke kamp edukasi ulang yang berlokasi di Xinjiang.
Menurut banyak laporan yang beredar, kamp edukasi ulang sebagaimana pemerintah Tiongkok menyebutnya, lebih seperti kamp penyiksaan.