“Serangan roket dan drone pengecut tidak membangun tanah air dan tidak membangun masa depan,” ujarnya.
Pemerintah Irak mengatakan bahwa sebuah pesawat tak berawak yang sarat dengan bahan peledak mencoba menghantam rumah Perdana Menteri.
Penduduk Baghdad mendengar suara ledakan yang diikuti dengan tembakan senjata berat dari Zona Hijau, tempat kedutaan asing dan kantor-kantor pemerintah berada.
Para pejabat AS mengutuk serangan itu.
"Tindakan terorisme yang nyata ini, yang kami kutuk keras, diarahkan ke jantung negara Irak," tutur juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
"Kami berhubungan erat dengan pasukan keamanan Irak yang bertugas menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Irak dan telah menawarkan bantuan kami saat mereka menyelidiki serangan ini," tambahnya.
Al-Kadhimi sebelumnya menjabat sebagai kepala intelijen Irak sebelum dia naik menjadi perdana menteri Mei lalu.
Milisi menganggap dia dekat dengan Amerika Serikat saat dia mencoba mempertahankan aliansi dengan AS dan Iran.