Jurnalis di Afghanistan Khawatirkan Aturan Baru yang Dikeluarkan Taliban: Media Hadapi Banyak Tekanan

- 30 September 2021, 09:49 WIB
Sejumlah Jurnalis dan Pekerja media berkumpul di Kabul, Afghanistan./
Sejumlah Jurnalis dan Pekerja media berkumpul di Kabul, Afghanistan./ /REUTERS/Omar Sobhani/

Jurnalis dan pekerja media sering mendapat kecaman karena kurangnya transparansi dan sikap bermusuhan terhadap media.

Meskipun media dan jurnalis di Afghanistan alami kesulitan, Afghanistan memiliki peringkat tinggi terkait kebebasan pers

Baca Juga: Jadwal TV Hari Ini Kamis, 30 September 2021: Trans TV, SCTV, NET TV, dan TVRI, Ada Film 'Power Rangers'

Peringkat kebebasan peers Afghanistan berada diatas Turki, Pakistan, Iran, India, Tajikistan, Uzbekistan dan Turkmenistan.

Namun sejak pengambilalihan oleh Taliban, para jurnalis merasa semakin sulit untuk beroperasi di bawah apa yang disebut "Imarah Islam" Taliban.

Sami Mahdi, seorang jurnalis televisi terkenal baru-baru ini menerbitkan sebuah laporan terkait keadaan media di bawah pemerintahan Taliban.

Baca Juga: Putri Anne yang Gila Kerja, Rupanya Miliki Menu Sarapan Ekstrim, Apa?

“Sejak hari Taliban mengambil alih Kabul, media telah menghadapi banyak tekanan dan kekerasan dari pihak Taliban … Hanya untuk melakukan pekerjaan sehari-hari mereka,” kata Sami Mahdi.

Sami Mahdi juga mengatakan bahwa “mengirim pesan yang jelas kepada media, bahwa mereka harus menjadi corong Taliban,” apabila jurnalis dan media ingin bertahan.

Sementara itu, lebih dari 150 outlet media telah ditutup karena takut meningkatnya intimidasi dari Taliban.

Halaman:

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah