PR TASIKMALAYA - Kabar tragis terjadi kepada pejabat Korea Utara yang meninggal, setelah mendapat suntikan obat dari Tiongkok hingga mendapat reaksi Kim Jong Un.
Pemimpin pemerintah Korea Utara, Kim Jong Un langsung mengambil tindakan untuk melarang penggunaan obat tersebut.
Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Daily NK, Kim Jong Un diketahui sangat marah saat mengetahui rekannya meninggal dunia.
Baca Juga: Dugaan Kebocoran Data Pribadi, Saleh Daulay: Kami Mengusulkan BPJS Kesehatan Berikan Keterangan
Diketahui pejabat yang meninggal itu, merupakan anak emas Kim Jong Un serta termasuk kedalam birokrasi ekonom negara Korut.
Pejabat yang sudah berumur 60 tahunan ini, telah bekerja sejak masa Kim Jong II.
Semasa hidupnya pria itu menderita penyakit yang langsung berhubungan dengan jantung serta tekanan darah tinggi.
Pria ini menjalani masa-masa perawatan di RS Universitas Medis Pyongyang, lalu sempat menerima sebuah suntikan Cocarboxylase.
Setelah itu, kondisinya tidak sempat tertolong lalu meninggal dunia.
Biasanya Cocarboxylase merupakan obat untuk memulihkan seorang pasien dari kelelahan.
Akan tetapi di Negara Korea Utara, obat itu dipergunakan untuk mengobati semua macam penyakit, dari mulai paru-paru hingga darah tinggi.
Dari awal, dokter mengungkapkan pendapat bahwa pria itu harus mendapatkan obat yang dibuat oleh Pabrik Farmasi Ryongheung Korea Utara.
Namun dari staf lain menyatakan, obat suntikan dari dalam negeri tidak diperbolehkan untuk pejabat tinggi itu.
Baca Juga: Simak Pernyataan Resmi Kominfo Terkait Dugaan Kebocoran Data Pribadi Penduduk Indonesia
Saat itu Kim Jong Un marah ketika mendapati kabar pejabat kesayangannya diberikan suntikan obat dari Tiongkok.
Lalu selanjutnya Kim Jong Un perintahkan larangan menggunakan obat-obatan dari Tiongkok yang ada di rumah sakit Pyongyang.
Hasil dari penyelidikan pihak berwenang, telah menemukan rumah sakit besar di Pyongyang, tidak benar saat menyimpan sebuah obat-obatan.
Mereka memilih menyimpan obat di lemari es yang tidak diberi suplai listrik.***