Korban Penculikan di Nigeria Bertambah 2 Orang, PBB UNICEF: 730 Siswa Telah Diculik

- 27 April 2021, 14:32 WIB
ILUSTRASI - PBB UNICEF melaporkan ada 730 siswa di Negeria menjadi korban penculikan oleh orang-orang bersenjata.*
ILUSTRASI - PBB UNICEF melaporkan ada 730 siswa di Negeria menjadi korban penculikan oleh orang-orang bersenjata.* /PublicDomainPictures / Pixabay

PR TASIKMALAYA - Mahasiswa Universitas Greenfield diculik oleh orang-orang bersenjata minggu lalu di negara bagian Kaduna, Barat Laut Nigeria.

Dilaporkan ada dua siswa lagi tewas setelah diculik pekan lalu oleh orang bersenjata di Barat Laut Nigeria.

Menurut pihak setempat pada Senin, 26 April 2021 mengungkapkan, korban tewas akibat penculikan di Nigeria tersebut menjadi 6 orang.

Baca Juga: Kembali Lakukan Apropriasi Budaya, Justin Bieber Kena Semprot Netizen

Pembunuhan di negara bagian Kaduna oleh penjahat yang dikenal secara lokal sebagai 'bandit' menandai peningkatan penculikan massal siswa yang tengah melanda Nigeria Barat Laut dan Tengah.

"Badan keamanan baru saja melaporkan kepada Pemerintah Negara Bagian Kaduna pemulihan dua mayat lagi, mahasiswa Universitas Greenfield yang dibunuh oleh bandit bersenjata," ujar Komisaris negara bagian Samuel Aruwan.

Orang-orang bersenjata menyerang Universitas swaste Grenfield Selasa, 20 April 2021, dalam serangan kelima yang diketahhui disekolah atau perguruan tinggi sejak Desember.

Baca Juga: Dihipnotis Uya Kuya, Mama Rieta Menangis Ingin Dikunjungi Nagita Slavina dan Rafathar

Seorang anggota staf sekolah tewas dalam serangan tersebut dan mayat tiga mahasisiwa kemudian ditemukan di desa terdekat.

Dua staf Universitas mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa 20 mahasiswa bersama dengan tiga staf non-akademik telah diculik.

Tetapi para pejabat negara tidak dapat mengonfirmasi jumlah tersebut, hanya mengatakan bahwa "Jumlah yang tidak ditentukan,".

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Sentil Jokowi: Harusnya Bisa Naikan 2 sampai 4 level dari Pangkat Mereka

Seorang juru bicara Universitas tidak segera menanggapi panggilan dan pesan yang disampaikan.

Presiden Muhammadu Buhari mengutuk pembunuhan yang terjadi dalam sebuah pernyataan.

"Bandit, penculikan dan politik pembunuhan akan diperangi dengan semua sumber daya yang tersedia di negara kita," ujar Buhari.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Benarkah Alat Tes Covid-19 Bisa Reaktif Saat Ditetesi Air Keran?

Menggambarkan insiden penculikan dan pembunuhan yang berulang sebagai "serangan teror biadab".

Penculik telah meningkatkan serangan dalam beberapa bulan terakhir dengan harapan dapat menekan pejabat untuk membayar uang tebusan.

Sayangnya, otoritas lokal telah berjanji untuk tidak membayar mereka.

Baca Juga: Kapten Vincent Diselingkuhi, Novita Condro Bongkar Kelakuan Sang Suami: Dicaci Maki, Dibentak, Dimarahin!

"Kami tidak akan memberi mereka uang dan mereka tidak akan mendapat untung dari Kaduna," ujar Gubernur Nasir Ahmad El-Rufai kepada media lokal di awal bulan.

Sekolah yang menjadi ssasaran di Nigeria biasanya berada di daerah terpencil dimana siswanya tinggal di asrama hanya dengan penjaga keamanan, membuat mereka lebih mudah menjadi sasaran.

Penculikan massal baru-baru ini telah mendorong 6 negara bagian utara unruk menutup sekolah umum agar mencegah serangan lebih lanjut.

Baca Juga: Duka Keluarga Korban KRI Nanggala 402, 'Mereka adalah Sosok Panutan dan Orang yang Hebat'

Sejak Desember 2020, sekitar 730 siswa telah diculik hingga mengganggu studi lebih dari 5 juta anak, kata badan PBB UNICEF.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x