“Sampai Joe Biden dilantik sebagai presiden pada 20 Januari, perubahan itu bisa berpengaruh. Ini benar-benar tergantung pada apa yang direncanakan pemerintahan Trump dalam hal kebijakan luar negeri, tindakan luar negeri selama ada waktu transisi ini, ” ujar Obaida Hitto, koresponden TRT Dunia di Suriah.
Namun, Hitto juga menegaskan bahwa karena Trump telah memperebutkan hasil pemilu dan bersiap untuk pertarungan hukum, masih belum jelas apa hasil pasti dari jajak pendapat AS tersebut.
Presiden Recep Tayyip Erdoğan kemungkinan tidak akan dapat mempengaruhi kebijakan AS dengan panggilan telepon sederhana ke Biden begitu dia menjabat, seperti yang kadang-kadang dia lakukan dengan Presiden Donald Trump yang sedang menjabat.
Baca Juga: Hendak Shalat Subuh, Guru Ngaji di Bekasi Diserang Kawanan Bersenjata Tajam
Huseyin Alptekin, peneliti di Foundation for Political, Economic and Social Research (SETA), menyatakan bahwa masalah terpenting dalam hubungan Turki-AS adalah apakah Biden akan bersikeras pada koridor YPG di Suriah yang digagas selama pemerintahan Obama ketika Biden menjadi wakil presiden.
Dia menunjukkan bahwa langkah seperti itu akan mendapat perlawanan dari Turki dan pada akhirnya dapat menyebabkan putusnya hubungan.
“Namun, jika tidak ada desakan pada PYD, tidak ada alasan mengapa kebijakan Timur Tengah Turki dan Biden tidak harus bersesuaian satu sama lain,” tambahnya.
Baca Juga: Arab Saudi dan Jepang Ragukan Surat Bebas Covid-19 Indonesia, dr Tirta: 8 Bulan Kita Ngapain
Juru Bicara Kepresidenan Turki Ibrahim Kalın mengatakan pekan lalu bahwa negara itu akan bekerja dengan presiden AS mana pun tetapi akan terus mendesak AS untuk meninggalkan dukungan bagi kelompok-kelompok militan di Suriah. ***