Kanada Balas Peringatan dari Tiongkok, Trudeau: Kami akan Terus Membela HAM di Negara itu

17 Oktober 2020, 10:13 WIB
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau./Instagram/@justinpjtrudeau /

 

PR TASIKMALAYA – Perdana Menteri Justin Trudeau berjanji, Kanada akan terus membela Hak Asasi Manusia (HAM) di Tiongkok.

Hal itu disampaikan setelah seorang diplomat atas Tiongkok memperingatkan Ottawa agar tidak menyambut aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Duta Besar Tiongkok untuk Ottawa, Cong Pei Wu, pada Kamis 15 Oktober 2020, memperingatkan Kanada agar tidak memberikan suaka kepada aktivis Hong Kong.

Baca Juga: Berharap Pulihkan Ekonomi, Pemprov Bali Bangun Kepercayaan Wisatawan di Tengah Pandemi

Menurutnya, itu dapat berdampak pada kesehatan dan keamanan bagi 300.000 warga Kanada yang tinggal di wilayah yang secara teoritis otonom Tiongkok.

Harian Kanada The Globe and Mail mengatakan, Ottawa baru-baru ini memberikan suaka kepada pasangan Hong Kong, dan hal itu tidak disangkal oleh pemerintah Kanada.

“Kami akan berdiri dengan keras dan jelas untuk hak asasi manusia, di seluruh dunia, apakah itu berbicara tentang situasi yang dihadapi oleh Uighur, Apakah itu berbicara tentang situasi yang sangat memprihatinkan di Hong Kong, apakah itu menyerukan Tiongkok untuk diplomasi koersifnya, Kami tidak mencari ketegangan" kata Trudeau pada hari Jumat 16 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari The Guardian.

Baca Juga: CMA Sorot Influencer Berbayar, Endorse di Instagram Bakal Dipersulit?

Sebagai tanda meningkatnya ketegangan antara Kanada dan Tiongkok, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne sebelumnya mengecam pernyataan duta besar Tiongkok, sebagai yang sama sekali tidak dapat diterima dan mengganggu.

Selain itu, pemimpin baru oposisi konservatif, Erin O'Toole, meminta diplomat Tiongkok untuk sepenuhnya mencabut ucapannya dan mengeluarkan permintaan maaf ke publik.

“Jika Duta Besar gagal melakukannya dengan cepat, kami berharap pemerintah mencabut surat kepercayaannya,” kata Erin.

Hubungan antara Tiongkok dan Kanada telah membeku sejak Desember 2018 ketika Kanada, yang bertindak atas surat perintah AS, menangkap kepala keuangan raksasa telekomunikasi Tiongkok Huawei.

Baca Juga: Gelar Seminar Daring, KBRI Bratislava Bahas Perlindungan WNI hingga Aturan Keimgrasian

Washington menuduhnya melanggar sanksi AS terhadap Iran dan mendorong ekstradisinya.

Tak lama setelah penangkapannya, Tiongkok memenjarakan mantan diplomat Kanada, Michael Kovrig, dan seorang pengusaha Kanada, Michael Spavor.

Hal itu atas tuduhan mata-mata, tindakan yang secara luas terlihat di ibu kota barat sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler