Picu Persaingan Geopolitik, Menlu Tiongkok Desak Negara Asia Kerja Sama Lawan AS

- 14 Oktober 2020, 06:40 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. /

PR TASIKMALAYA - Memanasnya konflik AS-Tiongkok hingga saat ini masih terus berlanjut.

Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi beberapa saat lalu menghimbau negara-negara Asia untuk tetap 'waspada' atas risiko strategi Amerika Serikat.

Pemerintah Tiongkok menilai, Amerika Serikat hingga kini masih memicu persaingan geopolitik di Laut China Selatan dan bagian lain Kawasan tersebut.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Cristiano Ronaldo Positif Covid-19

Wang menyatakan bahwa Beijing dan anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus bekerjasama untuk menghilangkan "'gangguan eksternal' di Laut China Selatan tersebut.

"Kami (Tiongkok dan Malaysia) sama-sama berpandangan bahwa Laut China Selatan seharusnya tidak menjadi tempat bagi kekuatan besar yang bergulat dengan kapal perang.

"Tiongkok dan ASEAN memiliki kapasitas dan kebijaksanaan penuh, serta tanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan ketenangan di Laut China Selatan," jelas Wang dalam konferensi pers bersama dengan Menlu Malaysia di Kuala Lumpur, Selasa, 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Bio Farma Pastikan Harga Vaksin Covid-19 Tidak Memberatkan Pemerintah

Menlu Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan, sengketa Laut China Selatan harus diselesaikan secara damai melalui dialog regional.

Tiongkok yang selama bertahun-tahun terjebak dalam sengketa maritim dengan negara-negara pesisir lainnya di Laut China Selatan, dalam beberapa bulan terakhir telah mengadakan latihan militer di bagian-bagian yang disengketakan di jalur laut strategis tersebut.

Sementara Washington menuduh Tiongkok berusaha membangun 'kerajaan maritim' di Kawasan tersebut.

Baca Juga: Gedor Pembangunan Tol Cisudawu, DPR Berharap Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Wang menggambarkan, strategi "Indo-Pasifik" Washington yang bertujuan untuk menjadikan AS sebagai mitra yang dapat dipercaya di kawasan itu sebagai 'risiko keamanan' untuk Asia Timur.

"Apa yang dikejar adalah untuk meneriakkan mentalitas perang dingin kuno dan memulai konfrontasi diantara berbagai kelompok dan blok, dan memicu persaingan geopolitik.

"Saya yakin semua pihak melihat ini dengan jelas dan akan tetap waspada terhadapnya," ucap Wang.

Baca Juga: UU Ciptaker Pangkas Panjangnya Birokrasi di Klaster Riset dan Inovasi

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Amerika Serika, Mike Pompeo mengatakan, Washington menginginkan Asia yang 'bebas dan terbuka' yang tidak didominasi oleh satu negara.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x