Sindir Pemerintah Usai Selamatkan Hampir 100 Pengungsi Rohingya, Nelayan Aceh: Kami Masih Punya Hati

27 Juni 2020, 11:10 WIB
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020.* /RAHMAD /

PR TASIKMALAYA - Nelayan Indonesia menyelamatkan hampir 100 pengungsi Rohingya, termasuk 79 perempuan dan anak-anak, di provinsi Aceh.

Negara-negara di sekitar Asia Tenggara semakin enggan menerima perahu pengungsi saat mereka memerangi virus corona.

Dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, seorang nelayan Aceh, Hamdani Yacob mengatakan bahwa menyelamatkan Rohingya adalah tugas moral.

Baca Juga: Karyawannya Tak Menjaga Kebersihan, Sebuah Pabrik Mie Ditutup Karena Sangat Kotor dan Banyak Tikus

“Itu tidak lebih dari rasa kemanusiaan dan bagian dari tradisi kami di komunitas nelayan Aceh utara,” kata Hamdani di dekat kota Seunuddon di Aceh utara.

"Kami berharap bahwa para pengungsi akan dirawat di desa kami," tambahnya.

Pihak berwenang di Aceh mengonfirmasi bahwa para pengungsi telah dibawa ke darat pada hari Kamis, 25 Juni 2020 dan menyediakan perumahan sementara.

Gambar-gambar dari sebuah pantai di Seunuddon menunjukkan orang-orang dari komunitas setempat menarik perahu Rohingya ke pantai dan membantu membawa anak-anak ke daratan.

Baca Juga: Temukan Jejak Virus Corona di Sampel Limbah, Covid-19 Diklaim Ada Sejak Maret 2019 di Spanyol

Karena melarikan diri dari penganiayaan di Myanmar dan kamp-kamp pengungsi di Bangladesh, Rohingya telah bertahun-tahun naik kapal antara November dan April.

Mereka berada di lautan, untuk sampai ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Malaysia, Thailand dan Indonesia.

Krisis telah memburuk tahun ini karena negara-negara regional telah menutup negara mereka di tengah pandemi, membiarkan beberapa perahu melayang selama berminggu-minggu dengan ratusan Rohingya di dalamnya.

Usman Hamid, direktur eksekutif Amnesty International di Indonesia, memuji keputusan untuk membawa para pengungsi ke daratan.

Baca Juga: Putrinya Kerap Terlihat Murung, Seorang Ibu Menangis Laporkan Kelakukan Jahat Sang Suami

Banyak dari mereka telah meninggal karena persediaan habis.

“Turunnya pengungsi Rohingya hari ini adalah momen optimisme dan solidaritas. Ini adalah penghargaan bagi masyarakat di Aceh yang mendorong keras dan mengambil risiko sehingga anak-anak, perempuan dan laki-laki ini dapat dibawa ke pantai. Mereka telah menunjukkan yang terbaik dari kemanusiaan,” katanya.

Para nelayan telah menyelamatkan mereka pada awal minggu dan mereka berlabuh di lepas pantai, tetapi para pejabat mengatakan mereka berencana untuk mendorong mereka kembali ke laut dengan perahu, bensin dan makanan baru.

Baca Juga: Sambangi Sang Ayah di Tahanan, Anak John Kei Ceritakan Hubungan Keluarganya dengan Nus Kei

Pemerintah setempat menyerah setelah protes dari nelayan setempat.

"Jika pemerintah tidak mampu, kami masyarakat akan membantu mereka, karena kami adalah manusia dan mereka (para pengungsi Rohingya) adalah manusia juga dan kami memiliki hati," kata nelayan setempat lainnya, Syaiful Amri, kepada Reuters.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler