Picu Terkikisnya Perdamaian Bumi, Peningkatan Senjata Nuklir 6 Negara Besar Lebih Bahayakan Dunia

17 Juni 2020, 12:50 WIB
Ilustrasi bom nuklir.* /NEWS.COM.AU/

PR TASIKMALAYA - Tiongkok adalah salah satu dari enam negara yang meningkatkan persenjataan nuklirnya dalam setahun terakhir. Menambahkan 30 senjata nuklir sejak tahun 2019.

Hal itu didapatkan dari sebuah laporan oleh Stockholm International Peace Research Institute pada hari Senin, 15 Juni 2020.

Lima negara lainnya adalah India, Inggris, Pakistan, Israel dan Korea Utara, kata laporan itu, tetapi semuanya meningkatkan kurang dari 20 senjata nuklir.

Baca Juga: Viral di Media Sosial, Seorang Pelanggar Aturan PSBB Tunjukkan Rasa Jijik Saat Jalani Sanksi Sosial

"Tiongkok berada di tengah modernisasi dan perluasan arsenal yang signifikan, dan India serta Pakistan juga dianggap meningkatkan ukuran persenjataan nuklir mereka," kata laporan, dikutip oleh PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs SCMP.

Meskipun enam negara telah meningkatkan jumlah senjata nuklirnya, persediaan global terus menurun.

Terutama karena pemilik dua gudang senjata terbesar, Rusia dan Amerika Serikat telah mengurangi jumlah senjata nuklirnya, sebagian besar untuk membongkar stok senjata tua.

"Pada saat yang sama, baik AS dan Rusia memiliki program yang luas dan mahal yang sedang berlangsung untuk mengganti dan memodernisasi senjata nuklir mereka, sistem pengiriman rudal dan pesawat, dan fasilitas produksi senjata nuklir," kata laporan itu.

Baca Juga: Petugas Gabungan Kota Tasikmalaya Bubarkan Anak Punk Berkerumun

AS memiliki 1.750 senjata nuklir yang dikerahkan dan ditempatkan di rudal atau terletak di pangkalan dengan pasukan operasional.

4.050 senjata nuklir cadangan atau senjata tua menunggu pembongkaran. Sementara Rusia memiliki 1.570 senjata nuklir yang dikerahkan dan 4.805 senjata nuklir disimpan atau dibongkar.

Pada awal tahun 2020, sembilan negara yakni AS, Rusia, Inggris, Prancis, Cina, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara diperkirakan memiliki total 13.400 senjata nuklir, yang mana 3.720 dikerahkan dengan pasukan operasional.

Sekitar 1.800 di antaranya disimpan dalam kondisi siaga operasional tinggi.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Megawati Minta Jokowi Pecat TNI yang Merazia Buku Berbau PKI

Meskipun enam negara telah menambah stok mereka, jumlah senjata nuklir gabungan mereka sedikit lebih dari 2.000, kurang dari sepertiga total cadangan Rusia.

Di luar persenjataan nuklir, ancaman baru seperti senjata kimia dan biologi terus bermunculan, membuat dunia lebih tidak stabil daripada sebelumnya.

Zhou Chenming, seorang pakar militer yang berbasis di Beijing, mengatakan perubahan dalam pembangunan militer dunia menandakan keseimbangan perdamaian yang semakin genting.

"Banyak negara sekarang mengembangkan sistem anti-rudal mereka sendiri yang melindungi negara-negara dari serangan senjata nuklir, tetapi begitu sistem itu dikembangkan, akan mengarah pada petualangan militer beberapa negara mungkin mengambil inisiatif untuk menyerang negara lain dan membuat dunia lebih berbahaya," kata Zhou.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: SCMP

Tags

Terkini

Terpopuler