Pijak Angka 26 Ribu Kematian akibat Corona, AS Masih Tertahan di Peringkat Pertama Dunia

15 April 2020, 13:00 WIB
Ilustrasi bendera Amerika Serikat /.*(foto Pikiran Rakyat Bekasi)

PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat terus melaporkan lonjakan kematian akibat virus corona setiap harinnya, hingga Rabu, 15 April 2020 mencapai 26 ribu jiwa meregang nyawa akibat virus yang menyerang pernapasan ini.

Sebagai negara dengan populasi terbesar ketiga di dunia, Amerika Serikat mencatat jumlah penularan akibat pandemi Covid-19 melebihi setengah juta jiwa, yaitu 614.211. Diketahui, angka penularan wabah corona ini, tiga kali lebih banyak daripada Spanyol, Italia bahkan Prancis yang kini melaporkan lonjakan terinfeksi berbasis kawasan Eropa.

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, meskipun Amerika Serikat melaporkan penurunan angka kematian pada Senin, 13 April 2020 lalu, sekitar 1.500 kasus kematian baru, namun pekan lalu yang telah di prediksi menjadi masa-masa tersulit bagi AS, melaporkan kematian diatas angka 2.000 setiap harinya.

Baca Juga: Dukung PSBB se-Bandung Raya, Bupati Bandung: PSBB Parsial yang Berlaku

Tak hanya itu, Selasa, 14 April 2020 kemarin, angka kematian hampir menyamai pekan lalu, yakni 1.700 kasus, dengan beberapa negara bagian belum melaporkan.

Pekan ini, tercatat kematian telah meingkat sekitar 7 persen per hari rata-rata dibandingkan dengan 14 persen minggu lalu dan 30 persen pada sejumlah hari di Maret 2020 lalu.

Kemudian kasus terinfeksi minggu ini juga naik rata-rata 5 persen per hari dibandingkan dengan 7,8 persen per minggu lalu, dan 30 persen per hari pada Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Hotman Paris akan Mengundang BTS dan EXO setelah Pandemi Teratasi?

Bahkan, sejumlah otoritas kesehatan meminta meskipun wabah ini telah berlalu di Amerika Serikat, negara itu perlu pengujian yang lebih luas guna meminimalisir adanya gelombang kedua serangan kembali dari wabah ini.

Sebelum aktivitas sosial dan ekonomi mulai berjalan kembali seperti biasanya, sebab beberapa negara dengan jumlah terinfeksi yang tinggi dan angka kematian yang mengikutinnya, mengalami fenomena risiko serangan gelombang dua dari wabah ini.

Sementara itu, Amerika Serikat sejak pertengahan Maret lalu telah memutuskan merilis kebijakan social distancing atau pembatasan sosial lengkap dengan aturan penguncian wilayahnya, menyebabkan hampir 94 persen penduduk AS berdiam diri dirumah.

Baca Juga: Sepakat Ajukan PSBB Bersama, Ridwan Kamil Prediksi PSBB Bandung Raya Dimulai 22 April 2020

Kondisi ini berdampak pada stabilitas ekonomi negara adidaya dan adikuasa ini, karena pembatasan ketat tinggal di rumah pada 94 persen dari populasi guna mengekang penyebaran penyakit, telah merugikan perekonomian.

Bahkan dilaporkan imbas kebijakan ini membuat ekonomi AS mungkin kehilangan hampir 25 dolar AS per hari dalam bentuk produksi yang hilang, menurut Predisen Federal Reserve St. Lous James Bullard.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler