Menjelang Ramadhan, Arab Saudi Benarkan Prediksi Lonjakan Covid-19 Bisa Capai 200.000 Jiwa

8 April 2020, 08:30 WIB
SUASANA Masjidil Haram yang sepi di Mekah, Arab Saudi, Jumat 6 Maret 2020. Pemerintah arab saudi menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah terkait merebaknya wabah virus corona.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT- Kasus terinfeksi akibat Covid-19 di Arab Saudi diperkirakan terus melonjak dalam beberapa pekan mendatang.

Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah membenarkan prediksi tersebut dan mengatakan bahwa angka lonjakan itu bahkan dapat melampui 10.000 hingga 200.000 kasus pada Selasa, 7 April 2020. 

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Reuters, Tawfiq al-Rabiah tengah gencar mendesak publik untuk lebih mematuhi arahan negara terkait pembatasan pergerakan atau sosial distancing.

Baca Juga: Ikut Cover Lagu Aisyah Istri Rasulullah, Brisia Jodie: Musik Bisa Menyatukan Perbedaan

Kebijakan ini sebelumnya telah diberlakukan Pemerintah Arab Saudi sejak satu bulan yang lalu, diikuti penutupan dua pusat ibadah umat islam yakni kota Mekkah dan Madinah.

Sementara itu, negara dengan jumlah penduduk sekitar 30 juta itu, telah melaporkan sebanyak 2.795 kasus terinfeksi dan diataranya 41 orang meninggal dunia.

Kondisi ini membuat Arab Saudi menjadi negara dengan jumlah terinfeksi paling tinggi dalam keanggotaan enam negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Tasikmalaya, 08 April 2020: Cipatujah dan Tawang akan Diterpa Hujan

Lonjakan kasus terinfeksi ini seperti tidak dapat dihindari Arab Saudi, meskipun sebelumnya ragam kebijakan satu persatu gencar diberlakukan.

Seperti menghentikan semua penerbangan penumpang, menangguhkan sebagian besar kegiatan komersial, dan memberlakukan jam malam 24 jam di kota-kota besar, termasuk ibu kota Riyadh.

"Kami berdiri di saat yang paling menentukan bagi masyarakat dalam meningkatkan rasa tanggung jawab kami dan berkontribusi bersama dengan tekad untuk menghentikan penyebaran pandemi ini," kata Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar OPS Simpatik Larang Berboncengan untuk Memutus Mata Rantai Covid-19

Prediksi lonjakan tinggi itu, berdasarkan pendekatan empat studi oleh para ahli penyakit menular, dengan menunjukan jumlah kasus kemungkinan akan mencapai 10.000 dan 200.000 dalam beberapa pekan mendatang.

Sebagaimana diketahui, virus ini merupakan ancaman bagi dunia, dengan telah menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang di seluruh dunia.

Menindaklanjuti hal ini, Tawfiq mengatakan, jam malam 24 jam yang diberlakukan pada Senin malam, sangat diperlukan karena beberapa orang tidak menganggap serius bahaya infeksi. Sebagian besar dari mereka tetap meninggalkan rumah dan berkumpul dalam kelompok.

Baca Juga: Virus Corona Bukan Aib, IDI Minta Masyarakat Jujur saat Diperiksa

Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri telah mengedepankan jam malam di semua area yang belum ditutup 24 jam menjadi pukul 15.00 hingga 19.00 malam.

Meskipun ada pembatasan baru, beberapa warga di Riyadh masih saja berkegiatan di luar rumah.

Tawfiq mengatakan, menjaga infeksi pada tingkat saat ini selama 4—12 bulan akan memberi Arab Saudi lebih banyak waktu untuk mempersiapkan dan mencegah virus merebak dengan agresif, seperti yang terjadi di negara lain.

Baca Juga: Cek Fakta: Hoaks Kabar Gratis Internet 4G 100 GB Selama 60 Hari, Simak Faktanya

Sebelumnya, Raja Salman telah menyetujui alokasi dana 7 Miliar Riyal untuk Kementerian Kesehatan guna memerangi penyakit ini dan 32 miliar lainnya dapat dicairkan sebelum akhir tahun.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Menteri Ekonomi dan perencanaan nanti akan berbicara tentang keputusan baru untuk memerangi dampak epidemi terhadap ekonomi Saudi, yang terbesar di dunia Arab.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler