Cek Fakta: Kisah di Balik Perebutan Takhta Kerajaan Arab Saudi, Beredar Kabar Raja Salman Meninggal Dunia dan Putra Mahkota Ditangkap Atas Tuduhan Kudeta

- 12 Maret 2020, 13:37 WIB
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.*
PRESIDEN RI Joko Widodo saat bertemu Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Istana Pribadi Raja di Riyadh. Lantaran dekat, Jokowi dilobi Menteri Agama Fahrul Razi untuk menambah lagi kuota jemaah haji Indonesia.* /Instagram @jokowi/

PIKIRAN RAKYAT - Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh di Timur Tengah. Pasalnya, ia diduga berani bertindak apapun demi mengamankan singgasana masa depannya.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs The Guardian, Mohammed bin Salman, putra mahkota muda dan calon Raja Arab Saudi, dengan berani mengirim personel keamanannya untuk membawa dua pangeran paling senior, Ahmed bin Abdul Aziz dan Muhammad bin Nayef ke istana pada 7 Maret 2020.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Pesan WhatsApp PT Parkland World Indonesia Brandol Harga Jutaan Rupiah Bagi Pelamar Lulusan S1

Diduga latar belakang penangkapan ini terjadi karena keduanya mempertanyakan gaya kepemimpinan putra mahkota raja tersebut.

Sebagaimana diketahui, Mohammed bin Salman telah lama memainkan perang ayahnya, Raja Salman menjadi pemimpin Arab Saudi. Ia mengendalikan semua hubungan ekonomi, politik, sosial, dan luar negeri, bahkan telah melamapaui ayahnya.

Tak hanya itu, Pangeran Mohammed juga mengendalikan keamanan, intelijen, dan kemampuan militer kerajaan. Sehingga, tidak ada pangeran lain yang dapat memobilisasi pasukan kerajaan bahkan untuk keperluan menggulingkan seseroang.

Baca Juga: Rekonstruksi Lokasi Pertama Pembunuhan Siswi Delis, Tersangka Peragakan 29 Adegan Pembunuhan

Berkenaan dengan hal itu, baru-baru ini beredar kabar, bahwa Raja Salman meninggal dunia serta Putra Mahkotanya, Mohammed bin Salman ditangkap atas tuduhan kudeta.

Kabar ini beredar dari laman Facebook Bagas Dwi yang dimuat pada 8 Maret 2020, dengan narasi berupa sebuah informasi lengkap dengan link sumber yang tercamtum dibawah postingan tersebut.

"Info EB, Arab Saudi, Breaking News kematian Raja Salman masih belum terkonfirmasi namun berita ini sudah beredar, dan 2 anggota senior kerjaan ditangkap atas tuduhan kudeta.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kamis 12 Maret 2020: Gemini Jangan Terlalu Berharap Lebih, Pisces Alami Insomnia

"Dua anggota tersebut adalah keponakann Raja Salman dan putra mahkota yaitu pangeran Mohammed bin Salman," dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari laman Facebook Bagas Dwi.

Sontak, kabar itu membuat masyarakat gelisah. Pasalnya isu kudeta dan perpecahan antar saudara santer terdengar dari kerajaan Arab Saudi.

Diduga bermula sejak perebutan kekuasaan keturunan Raja Salman untuk menempati takhta raja berikutny,a usai sang raja berhenti atau meninggal dunia.

Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Dokter Persib Imbau Bobotoh Sementara Tak Selfie dengan Pemain dan Gunakan Masker ke Stadion

Namun, setelah dilakukan penelusuran oleh tim cek fakta Masyarakat Anti Hoaks Indonesia, terkait pemberitaan yang menyebut Raja Salman meninggal dan tertangkapnya dua keluarga kerajaan, salah satunya pangeran Mohammed bin Salman, dapat dipastikan bohong atau hoaks.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Aljazeera, Raja Salman masih dalam keadaan sehat dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Anggota Kerajaan Arab Saudi yang ditangkap atas tuduhan kudeta adalah saudara Raja Salman, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz al Saud dan keponakan Raja Salman, Pangeran Mohammed bin Nayef, bukan putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Teror Hama Burung Buat Petani Gigit Jari, Puluhan Hektar Tanaman Padi di Kota Tasikmalaya Gagal Panen

Mohammed bin Nayef sebelumnya adalah seorang tokoh kuat yang pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kontraterorisme Arab Saudi. Dia sempat menjadi putra mahkota hingga tahun 2017.

Namun, Raja Salman mengambil gelar itu dari Mohammed bin Nayef dan menempatkan anaknya, Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota agar tetap mendapat dukungan dari sekutu lama, Amerika Serikat.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: The Guardian Al Jazeera Turn Back Hoax MAFINDO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x