Turunkan Risiko Depresi Tenaga Medis, Intip Strategi Baru Jepang Cegah Corona

4 April 2020, 11:45 WIB
Gubernur Tokyo Yuriko Koike.* //Arab News

 

PIKIRAN RAKYAT - Negara yang memilki pasien terinfeksi Covid-19 sebanyak 2.617 jiwa, Jepang telah memutuskan kebijakan baru guna menerapkan strategi penghematan ruangan dengan memprioritaskan pasien terdampak parah untuk menjalani perawatan rumah sakit. 

Imbauan yang digagas langsung oleh pemerintah ini, dibuat dengan tujuan meringankan tekanan terhadap sistem kesehatan Jepang terutama risiko depresi yang mungkin dapat menimpa tenaga medis disana.

Dilansir Reuters, hingga saat ini Jepang masih menyediakan perawatan rumah sakit bagi seluruh pasien Covid-19 tanpa mengesampingkan gejala mereka.

Baca Juga: Pejuang Covid-19 Berguguran, Festival Qingming Diubah jadi Hari Berkabung Nasional

Namun, tenaga para medis menyebut di Kota Tokyo, kini ranjang-ranjang rumah sakit mulai penuh dan sesak didatangi pasien, sedangkan persebaran di wilayah lain masih belum merata, banyak rumah sakit rujukan yang kosong.

Hal senada diungkap Gubernur Tokyo Yuriko Koike, akibat ketidakmerataan pasien terinfeksi di sejumlah wilayah, maka rumah sakit Tokyo hanya akan diprioritaskan bagi pasien terdampak paling parah yang memerlukan perawatan medis intensif.

Sebagaimana diketahui, Jepang mengalami lonjakan kasus tertinggi pada Maret lalu, dengan catatan sebanyak 684 kasus berpusat di Tokyo.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Benteng Pemakaman di Mangkubumi Ambruk

Meskipun masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi penghuni kota, yang diketahui lebih dari 14 juta jiwa, namun para ahli tetap mengkhawatirkan kenaikan persentase dari kasus-kasus yang belum terlacak saat ini.

Sementara itu, laporan Kantor Berita Jepang Kyodo, mengatakan beberapa orang yang ikut menghadiri pentas musik di Shibuya pada Jumat 20 Maret lalu, harus mengikuti tes Covid-19.

Pasalnya, beberapa pengisi acara dalam gelaran tersebut musik itu, telah dikonfirmasi positif Covid-19, dan menyebakan penambahan jumlah klaster penularan per akhir Maret menjadi 26 lokasi.

Baca Juga: 9 Jenis Virus Mematikan dalam Sejarah Manusia, Nomor Enam Belum Ada Obatnya

Fenomena itu membuat Perdana Menteri Shinzo Abe, didesak untuk segera menetapkan status baru bagi Jepang, sebagai negara darurat kesehatan nasional,

Diketahui, desakan itu datang dari sejumlah tokoh milyader Jepang yang merasa ketakutan akan menyusulnya kondisi penyebaran virus corona yang begitu masif seperti terjadi di negara lain, terutama kawasan Eropa (episentrum Covid-19).

Tokoh milyader yang terdiri dari pengusaha bernama Rakuten dan pemilik perusahaan dagang bernama Hiroshi Mikirani, tetap berusaha mendesak Gubernur Jepang untuk mengubah status negara Jepang dengan mencuitkannya di berbagai lini media sosial.

"Bagaimana mungkin Anda mengatakan ini bukanlah situasi darurat? Bapak Abe, tolong nyatakan status darurat saat ini juga!" tulis Mikitani dalam cuitan di Twitter.
***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler