Viral, Sebuah Pabrik di Thailand Digrebek Usai Jual Masker Daur Ulang Ilegal, Caranya Buat Warganet Geram

3 Maret 2020, 16:36 WIB
VIRAL produksi masker ilegal di Thailand, dibuat dengan cara disetrika.* //World Of Buzz

PIKIRAN RAKYAT - Usai wabah virus corona membuat kepanikan berlebih warganet diseluruh dunia, kini perburuan masker kembali dimulai.

Masker dianggap menjadi alat penting untuk menghindari dan meminimalisir penyebaran virus corona yang semakin menggila.

Tak tanggung-tanggung, di Indonesia sendiri stok masker dan handsanitizer semakin langka, bahkan jika masih ada penjualpun, harganya selangit.

Baca Juga: Kabar Pengunduran Dirinya Menjadi Pembicaraan Publik, Nama Chris Matthews Masuk Trending Topik Dunia

Warganet pun dimuat geram dengan beberapa informasi yang menyebut bahwa ada pihak-pihak yang memanfaatkan momen dengan menimbun masker.

Bahkan, beberapa minggu yang lalu, beredar sebuah video yang memperlihatkan penimbunan masker yang dilakukan sebuah kelompok rumahan dengan di-pak secara diinjak-injak dan diduduki.

Meski video yang beredar yang menyebut masker solida tersebut ditimbun, Kominfo telah mengofirmasi bahwa video tersebut salah dan perusahaan Solida pun menyebut tak pernah menimbun masker.

Baca Juga: Heboh Seorang Balita Diculik dengan Modus Hipnotis di Angkot, Sang Ibu Berikan Kesaksian Mengejutkan

Tak hanya itu, kini warganet Thailand khususnya, dibuat geram dengan sebuah pabrik yang baru saja digrebek oleh kepolisian setempat.

Pabrik tersebut mendaur ulang masker bekas pakai dan membersihkannya hanya dengan disetrika agar masker terlihat seperti asli dan dikemas kembali dalam sebuah dus.

Penggerebekan tersebut dilakukan kepolisian setempat di Provinsi Saraburi, Thailand Tengah pada Senin, 2 Maret 2020 kemarin.

Baca Juga: Perangi Wabah Virus Corona, Pemerintah Tiongkok Luncurkan Teknologi 'Cuci Uang'

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs Strait Times, Kepala Distrik Wihandaeng, Somsak Kaewsena menyebut bahwa pendaur ulangan masker yang dilakukan di Kecamatan Nongsuong tersebut adalah ilegal.

Kepolisian mendapati enam orang pekerja yang sedang memilah dan menyetrika masker sebelum dimasukkan ke dalam kotak dus agar telihat seperti baru kembali.

"Para pekerja mengatakan mereka dibayar 1 baht (Rp 450) per potong, sementara mereka mendaur ulang sekitar 300-400 masker per hari per orang," kata Somsak.

Baca Juga: Usai Jawa Barat Ditetapkan Siaga 1 Virus Corona, Stok Masker di Kota Tasikmalaya Mulai Langka

Kepolisian lantas menyita seluruh masker yang menumpuk di pabrik tersebut, lalu mengirimnya ke Departemen Perdagangan untuk diperiksa.

"Saya juga telah menghubungi Kantor Kesehatan Masyarakat Wihandaeng untuk mengajukan tuntutan di kantor polisi sebagai penggugat terhadap pabrik.

"Karena operasinya dapat membahayakan kesehatan orang-orang yang membeli masker wajah bekas pakai serta orang-orang di masyarakat dekat pabrik," lanjut Somsak.

Baca Juga: Jabar Siaga Satu Virus Corona, Pemkot Tasikmalaya Lakukan Langkah Antisipatif dan Sediakan Ruang Isolasi

Tak hanya di Indonesia, ternyata masyarakat Thailand pun tengah dilanda kekhawatiran akibat kekurangan stok masker akibat wabah virus corona.

Terlebih, Kementerian Kesehatan Thailand telah mengumumkan bahwa seorang pria berusia 35 tahun dinyatakan meninggal dunia akibat komplikasi virus corona.

Virus yang telah menewaskan hampir 3.000 orang ini, berdampak pula pada perhelatan acara olahraga dunia, yang terpaksa harus ditunda dan dibatalkan.

Baca Juga: Gunung Merapi Kembali Erupsi, Badan Geologi Berikan Pernyataan

Thailand hingga kini telah mengonfirmasi 43 kasus virus corona dan sebagian besar terinfeksi dari warga asing Tiongkok yang tengah berlibur di Thailand.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Straits time

Tags

Terkini

Terpopuler