42.328 Jiwa Dikonfirmasi Sembuh dari Virus Corona Usai Santap Ikan Salmon dan Berjemur Di bawah Matahari, Simak Faktanya

- 1 Maret 2020, 11:33 WIB
/Facebook//


PIKIRAN RAKYAT - Virus corona menjadi isu kesehatan yang hangat dibicarakan dalam dua bulan terakhir ini.

Pasalnya, penyebaran virus corona yang begitu cepat serta angka kematian yang tinggi membuat masyarakat dunia ketakutan.

Namun, hingga kini para ahli medis di Tiongkok belum menemukan obat untuk menghambat penyebaran wabah COVID-19.

Baca Juga: Diseminasi Informasi Virus Corona di Yogyakarta, Kemenkes RI Ajak Masyarakat Samakan Persepsi

Seperti dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs World Meter, per-tanggal 1 Maret 2020 sebanyak 2.978 orang meninggal dunia dari 86.991 terinfeksi.

Kenaikan angka kematian dan terinfeksi virus corona terjadi setiap harinya. Namun, hal ini sebanding dengan kabar kesembuhan terinfeksi virus yang menyebabkan pneumonia berat ini.

Angka kesembuhan yang tinggi, memicu berbagai klaim makanan atau obat yang dapat membantu mengurangi infeksi coronavirus baru.

Beberapa postingan klaim sebuah bahan makanan yang bisa menyembuhkan terinfeksi virus corona, beredar di media sosil Facebook, Twitter dan Yotube.

Baca Juga: Potensi Bencana Kian Besar di Jawa Barat, Uu Ruzhanul Minta Kantor Basarnas Ada di Tiap Kota dan Kabupaten

Dalam postingan berbahasa Thailand, menyebutkan bahwa Vitamin D dapat membantu mencegah infeksi coronavirus.

"Selain Pm 2.5, coronavirus adalah masalah penting lain yang sangat mempengaruhi kesehatan orang Thailand.

"Banyak orang menyadari langkah-langkah untuk mengurangi risiko infeksi, tetapi sedikit yang menyadari bahwa Vitamin D dapat membantu mencegah infeksi virus," tulis laman Facebook Dr.dewclinic.

Selain Mengklaim vitamin D dapat mengurangi risiko terinfeksi COVID-19, ia juga menjelasakan hasil dari sebuah penelitian yang menunjukan bahwa anak-anak dengan kekurangan vitamin D lebih beresiko terkena influenza daripada orang normal.

Baca Juga: Study Tour Ramai Diperbincangkan Usai Kasus Delis Terungkap, Ketua KPAD Tasikmalaya Angkat Suara

Dengan jumlah asupan harian yang disarakan yakni 3000 Mikrogram per hari.

Postingan klaim tersebut di unggah oleh Dr.dewi clinic pada 30 Januari 2020 dan mendapatkan likes sebanyak 1.600.

Info klaim itu juga dilengkapi dengan penyataan cara untuk dapat dengan mudah memperoleh vitami D dalam kehidupan sehari-hari, yakni dengan berjemur dibawah terik matahari setiap pagi dan mengkonsumsi salmon.

Dengan banyaknya kasus virus corona di Thailand hingga mencapai 42 orang, maka klaim ini dianggap sangat bermanfaat untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Berdasarkan informasi dari Kominfo yang telah dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com, klaim dari laman Facebook Dr.Dewiclinci merupakan bohong atau disinformasi.

Baca Juga: Study Tour Ramai Diperbincangkan Usai Kasus Delis Terungkap, Ketua KPAD Tasikmalaya Angkat Suara

Beredarnya kabar ini, memicu Pakar Kesehatan asal Thailand melakukan klarifikasi.

Pihaknya mengatakan klaim yang menyebutkan Vitamin D melindungi manusia dari corona virus adalah kesalahan besar.

Dari percakapan telepon dengan AFP pada 25 Februari 2020, Dr. Thiravat Hemachudha menegaskan penelitian memang pernah dilakukan sebelumnya, Vitamin D sangat efektif untuk mengobati anak-anak terinfkesi virus influenza.

Namun hingga saat ini pihaknya menyatakan, terkait klaim vitamin D dapat menyembuhkan virus corona, penelitianya belum ada.

Penjelasan lainnya datang dari situs resmi World Health Organization dalam laman Q&A dengan tajuk pembicaraan coronavirus baru.

Baca Juga: Berikan Bantuan untuk Korban Longsor Cisayong Tasikmalaya, Tim Satgas Nusantara Ikut Sosialisasikan Pilkada Damai 2020

Menanggapi pertanyaan ,Apakah ada vaksin, obat atau perawatan untuk COVID-19?' WHO memberikan keterangannya akan hal  tersebut. 

"Belum. Sampai saat ini, tidak ada vaksin dan tidak ada obat antivirus khusus untuk mencegah atau mengobati COVID-2019.

Namun, mereka yang terkena harus mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala. Orang dengan penyakit serius harus dirawat di rumah sakit. Kebanyakan pasien pulih berkat perawatan suportif," tulis situs resmi WHO.***

Editor: Rahmi Nurlatifah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x