Pertama Kali Serang Somalia Sejak Joe Biden Menjabat, AS Targetkan Pangkalan Militer dan Infrastruktur Sipil

21 Juli 2021, 12:06 WIB
Ilustrasi - Di bawah Pemerintahan Joe Biden, AS lakukan serangan udara pada Somalia dengan menargetkan pangkalan militer hingga infrastruktur sipil. /Unsplash/@yulokchan

PR TASIKMALAYA - Amerika Serikat (AS) di bawah Pemerintahan Joe Biden melakukukan penyerangan pada Somalia pada Selasa, 20 Juli 2021. 

Penyerangan AS pada Somalia ini dilakukan pertama kali sejak Presiden Joe Bixden menjabat.

Tindakan serangan AS di bawah Joe Biden terhadap Somalia ini, targetkan pangkalan militer hingga infrastruktur sipil. 

Baca Juga: Ikatan Cinta 21 Juli 2021: Nyawa Sumarno Terancam Elsa hingga Rendi Datang Bagaikan Pahlawan

Dikutip dari Reuters, AS melakukan serangan udara terhadap gerilyawan Al Shabaab di Somalia.

Kelompok pemberontak yang terkait dengan Al Qaeda, al Shabaab, berusaha untuk menggulingkan pemerintah dan mendirikan pemerintahannya sendiri di Somalia.

Hal ini berdasarkan interpretasinya sendiri yang ketat terhadap hukum syariah Islam.

Baca Juga: Kemenkes Terbitkan Pedoman Baru Pasien Covid-19 Dinyatakan Sembuh, Salah Satunya Tak Lagi Ada Gejala

Dalam sebuah pernyataan, Pentagon mengatakan serangan itu terjadi di dekat Galkayo, Somalia.

Sementara AS telah sering melakukan serangan udara di Somalia terhadap al Shaabab.

Namun serangan kemarin ini adalah yang pertama sejak 20 Januari, ketika Joe Biden menjabat menjadi Presiden AS.

Baca Juga: Ungkap Alasannya Tak Follow Siapapun di Instagram, Amanda Manopo: Aku Pernah Disakitin yang Sangat Luar Biasa

Kampanye pengeboman dan serangan senjata kelompok itu telah menargetkan pangkalan militer Somalia.

Tak hanya itu, AS juga tarhetkan infrastruktur sipil termasuk hotel, bar dan sekolah di Somalia dan negara-negara regional lainnya.

Pemerintahan Joe Biden menempatkan batasan baru pada serangan pesawat tak berawak di luar zona perang aktif ketika mulai menjabat pada 20 Januari, untuk memberinya waktu untuk mengembangkan kebijakan permanen.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bentuk Jari Ungkap Hal Paling Menarik dari Dalam Diri, Salah Satunya Bucin

Sementara Pemerintahan Donald Trump menetapkan aturan luas untuk serangan di negara-negara tertentu dan mendelegasikan wewenang kepada komandan di lapangan tentang kapan harus melakukannya.

Tetapi proposal untuk serangan sekarang umumnya diarahkan melalui Gedung Putih, seperti dikutip Tasikmalaya-Pikiran-Rakyat.com dari New York Times. 

Gedung Putih sejak itu menolak beberapa permintaan Komando militer Afrika untuk melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap sasaran Shabab di Somalia karena mereka tidak memenuhi standar baru.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Juli 2021: Demi Cinta Elsa, Ricky Rela Mengaku Bunuh Sumarno dan Dipenjara!

Namun dalam kasus ini, kata Ny. King, persetujuan Gedung Putih tidak diperlukan karena Komando Afrika memiliki wewenang untuk melakukan serangan untuk mendukung pasukan sekutu di bawah apa yang disebut militer sebagai pertahanan diri kolektif.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: REUTERS New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler