Terlalu Tipis dan Elastis, Masker Scuba Tidak Direkomendasikan untuk Menangkal Covid-19

- 18 September 2020, 12:58 WIB
ILUSTRASI menggunakan masker.*
ILUSTRASI menggunakan masker.* //Pixabay/ Alexey_Hulsov

PR TASIKMALAYA - Dalam memberikan perlindungan penyebaran virus Covvid-19, penggunaan masker menjadi hal yang wajib dipakai oleh seluruh masyarakat. 

Namun penggunaan masker jenis Scuba dan Buff sangat tidak direkomendasikan oleh pakar kesehatan.

Masker Scuba terbuat dari bahan yang tipis dan hanya terdiri dari satu lapisan kain saja serta memiliki bahan elastis, yang akan terjadi kecenderungan menjadi longgar.

Baca Juga: Terus Gencar Kembangkan Senjata, Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Balistik di Bawah Laut

Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Muhamad Fajri Adda'i selaku Praktisi Klinik dan relawan Covid-19 pada Jumat, 18 September 2020.

"Masker scuba itu tipis satu lapis, tidak efektif, karena bahannya neoprene, cenderung elastis. Jika ditarik pori akan membesar. Padahal kita butuh kemampuan filtrasinya," katanya, dilansir dari Antara.

Masker dengan satu lapisan dan terlalu tipis memungkinkan virus menembus, hal tersebut sebelumnya telah diungkapkan oleh Prof. Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satuan Tugas atau SAtgas Penanganan Covid-19.

Berdasarkan penelitian ilmiah dalam jurnal ACS Nano mengungkapkan kemampuan electrostatic atau penyaring partikel yang lebih kecil menjadi hal penting.

Baca Juga: Kampanye ‘Semua Rp1’ ShopeePay Dorong Adopsi Transaksi Contactless dengan Lebih dari 8 Juta Voucher

Bahan yang mampu menyaring banyak partikel adalah bahan sutra atau silk yang memiliki empat lapis. 

Bahan selanjutya yang dapat menyaring banyak partikel adalah chiffon yang terdiri dari 90 persen bahan poliester dan 10 persen spandeks kemudian bahan flanel yang merupakan gabungan 65 persen katun serta 35 persen poliester.

Masker yang dianjurkan digunakan masyarakat untuk dapat menangkan virus Covid-19 ini adalah masker yang memiliki kain tiga lapis di mana lapisan dalam sebagai penyerap, lapisan tengah untuk menyaring dan lapisan luar terbuat dari bahan poliester. 

Hal ini merupakan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO serta Satgas Covid-19.

Baca Juga: Diduga Punya Motif Kuasai Harta Korban, Pelaku Pembunuhan Mutilasi Terancam Hukuman Mati

Kain tiga lapis kain yang merupakan 100 persen katun memiliki proteksi yang sama seperti masker bedah atau medis, dilansir dari penelitian Universitas Illions.

Menurut Fajri, masker dari bahan katun cult yang terdiri dari dua lapis sudah mampu memberikan terhadap perlindungan di mana kain katun ini memiliki kerapatan 180 benang per inci dan ketebalannya 0,5 sentimeter.

"Cotton cult paling bagus untuk (menyaring) partikel besar dan lebih kecil, 180 thread per inci, ketebalannya setengah sentimeter," ujar Fajri yang tergabung dalam Junior Doctor Network Indonesia.

Baca Juga: AS Ungkap Beberapa Hacker Tiongkok dan Malaysia, Salah Satunya Akui Dekat dengan Lembaga Tiongkok

Fajri mengungkapkan, Saat ini belum ada penelitian yang menguji tentang kombinasi antara scuba dengan katun dua lapis. 

Menurutnya jiga digabungkan ada baiknya katun dua lapis disimpan didepan scuba untuk memberikan proteksi utama.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x