Berikut 4 Bahaya Mengonsumsi Makanan Haram, Salah Satunya Sulit Terkabulnya Doa

- 4 Mei 2020, 04:00 WIB
ILUSTRASI makanan.*
ILUSTRASI makanan.* /Pexels/

PIKIRAN RAKYAT - Makanan haram merupakan daftar olahan pangan yang tidak diperbolehkan bagi umat Muslim untuk mengkonsumsinya, banyak hal yang menyebabkan makanan dilabeli haram, salah satunya mendatangkan ragam penyakit.

Ada dua jenis makanan yang dikategorikan haram, haram karena dzat atau asalnya seperti yang terkandung dalam hukum Islam, bahkan tertera di Al-Quran, seperti babi dan khamr.

Kedua, haram karena suatu kondisi atau sebab tertentu meskipun zat asalnya adalah halal, misalnya makana yang didapat dari menipu dan mencuri.

Baca Juga: Universitas Sebelas Maret Gelar Wisuda Daring, 259 Mahasiswa Lulus Lewat Aplikasi Webex

Sejumlah pertanyaan dari umat Muslim menyeruak ke permukaan, terkait mengapa mereka dilarang memakan makanan haram? Selain dapat mendatangkan penyakit, adakah pemberat lain?

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari situs NU Online, sedikitnya ada empat bahaya yang ditimbulkan dari makanan yang tak halal.

Pertama, energi tubuh yang lahir dari makanan haram cenderung untuk dipakai maksiat

Baca Juga: Sebelumnya Juga Diberi Air Kelapa, Seorang Ibu Rumah Tangga Meninggal Usai Minum Herbisida

Sahabat Sahl radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى

Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91).

Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyataka: “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Secara tidak langsung, hadits ini mengatakan, 'Tidaklah yang buruk itu mendatangkan sesuatu kecuali yang buruk'.

Baca Juga: Berkah Ramadhan, Perajin Cetakan Kue di Tasikmalaya Justru 'Marema' di Tengah Corona

Lebih berat lagi, makanan haram akan mengalir dalam darah seorang Muslim yang mengonsumsinya, sehingga memberikan efek negatif bagi keturunan umat Mulsim dunia.

Kemungkinan keturunan umat Muslim yang terbiasa makan makanan haram, akan menjadi pembangkang Islam, maka kecil kemungkinan bagi Muslim mencetak generasi Islami seperti yang diinginkan Rasul saw.

Kedua, terhalangnya doa

Hal itu berdasarkan pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu.

يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا

Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab.

Baca Juga: Jelang PSBB, Wali Kota Mohon Dukungan Seluruh Masyarakat Kota Tasikmalaya

"Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hari.” (Sulaiman ibn Ahmad, al-Mu‘jam al-Ausath, jilid 6, hal. 310.

Selain makanan yang baik, amal perbuatan yang baik dan ketaatan secara umum juga dapat menjadi pintu cepat terkabulnya doa.

Ketiga, sulitnya menerima ilmu Allah

Ketahuilah ilmu adalah cahaya, sedangkan cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat.

Baca Juga: Mitos atau Fakta : Menonton Adegan 'Panas' dalam Film saat Ramadhan dapat Batalkan Puasa

Itu pula yang pernah dikeluhkan oleh al-Syafi‘i kepada gurunya Imam Waki‘, sebagaimana yang populer dalam sebuah syairnya:

شكوت إلى وكيع سوء حفظي * فأرشدني إلى ترك المعاصي وقال اعلم بأن العلم نور * ونور الله لا يؤتاه عاصي

"Aku mengeluhkan buruknya hapalanku kepada Imam Waki‘. beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya sedangkan cahaya Allah Swt tak diberikan kepada ahli maksiat"

Walau as-Syafi‘i tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tak halal itu termasuk perbuatan maksiat. (Lihat: Muhammad ibn Khalifah, Thalibul ‘Ilmi bainal Amanah wat-Tahammul, [Kuwait: Gharas]: 2002, Jilid 1, hal. 18).

Baca Juga: Ngabuburit dengan Balapan Liar, Remaja Tasikmalaya Kena Sweeping Polisi

Keempat, ancaman keras di akhirat

Bentuk ancamannya apalagi jika bukan siksa api neraka. Ancaman ini jelas disampaikan dalam Al-Quran dan hadits.

Di antaranya ancaman api nereka bagi orang yang makan harta anak yatim dan harta riba.

إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوالَ الْيَتامى ظُلْماً إِنَّما يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ ناراً وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيراً

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)," (QS al-Nisa’ [4]: 10).

Baca Juga: Lelah Disakiti? Berikut 5 Tips Hadapi Suami Selingkuh ala Sun-woo The World of The Married

Berdasarkan penjelasan diatas, untuk itu, bagi seluruh umat Muslim dunia perlu bersyukur menjadi umat yang terlahir dan memegang tegung agama Allah Swt, sebab Islam merupakan sebaik-baiknya agama yang mengatur segala sesuatu dengan mendetail.

Untuk itu, mematuhi segala perintah Allah Swt dan mejauhi larangannya, merupakan salah satu cara mendapat kenikmatan hidup di dunia, dan keridhoan Allah Swt untuk perkara akhirat.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x