“Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mau” (al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, jilid 2, hal. 91).
Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyataka: “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Secara tidak langsung, hadits ini mengatakan, 'Tidaklah yang buruk itu mendatangkan sesuatu kecuali yang buruk'.
Baca Juga: Berkah Ramadhan, Perajin Cetakan Kue di Tasikmalaya Justru 'Marema' di Tengah Corona
Lebih berat lagi, makanan haram akan mengalir dalam darah seorang Muslim yang mengonsumsinya, sehingga memberikan efek negatif bagi keturunan umat Mulsim dunia.
Kemungkinan keturunan umat Muslim yang terbiasa makan makanan haram, akan menjadi pembangkang Islam, maka kecil kemungkinan bagi Muslim mencetak generasi Islami seperti yang diinginkan Rasul saw.
Kedua, terhalangnya doa
Hal itu berdasarkan pesan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kepada sahabat Sa‘d radliyallahu ‘anhu.
يَا سَعْدُ أَطِبْ مَطْعَمَكَ تَكُنْ مُسْتَجَابَ الدَّعْوَةِ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ، إِنَّ الْعَبْدَ لَيَقْذِفُ اللُّقْمَةَ الْحَرَامَ فِي جَوْفِهِ مَا يُتَقَبَّلُ مِنْهُ عَمَلَ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
“Wahai Sa‘d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab.