Network
PIKIRAN RAKYAT - Hari trauma dunia diperingati setiap tanggal 17 Oktober setiap tahunnya.
Hari tersebut bertujuan untuk menekankan pada meningkatnya kecelakaan dan cedera yang menyebabkan kematian dan kecacatan di seluruh dunia dan kebutuhan untuk mencegahnya.
Hampir setiap orang pernah mengalami trauma emosional yang membuatnya merasa takut pada kejadi tertentu, namun hilang setelah beberapa waktu.
Baca Juga: 10 Lagu Terbaik IU yang Cocok Didengarkan untuk Menggugah Emosi dan Perasaan
Bagi beberapa orang yang terus mengalami trauma ini untuk waktu yang lama, dapat dikatakan sebagai stres pasca trauma (PTSD).
Dikutip PikiranRakyat- Tasikmalaya.com dari Boldsky, PTSD merupakan kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh insiden traumatis atau menakutkan di mana kerusakan fisik serius terjadi dan menjadi ancaman.
PTSD dapat menyebabkan ketakutan, horor atau ketidakberdayaan yang intens seperti penyerangan fisik atau kematian tak terduga orang yang dicintai, kecelakaan, perang, dan bencana alam.
Jenis-jenis insiden yang menyebabkan PTSD dapat berupa kelahiran yang traumatis, kecelakaan serius, serangan fisik yang hebat, pelecehan seksual yang berkepanjangan, melihat kematian yang kejam, bencana alam, dan kematian tak terduga dari anggota keluarga dekat.
Baca Juga: Kalah dalam Uji Tanding Lawan PSCS Cilacap, Skuat Maung Ngora Kena Evaluasi Asisten Pelatih
Gejala PTSD dibagi menjadi empat jenis, yaitu ingatan yang mengganggu, penghindaran, perubahan negatif dalam pemikiran dan suasana hati, dan perubahan dalam reaksi fisik dan emosional.
Tidak hanya pada orang dewasa, PTSD juga dapat terjadi pada anak-anak.
Anak-anak yang mengalami PTSD bisa saja mengalami gejala yang sama seperti orang dewasa, seperti kesulitan tidur, kehilangan minat dalam gejala aktivitas, gejala fisik seperti sakit perut dan sakit kepala.
Baca Juga: Pernah Dilakukannya Penebangan, Longsor di Limbangan Menjadi yang Terbesar Kedua di Garut
