Sembuhkan Bumi dan Hentikan Pemanasan Global, Peneliti Ungkap Syarat Berkebun Urban Organik

- 30 November 2020, 18:14 WIB
ilustrasi berkebun
ilustrasi berkebun /PIXABAY/photoAC

PR TASIKMALAYA – Berkebun urban organik dapat menyembuhkan bumi dan menghentikan global warming (pemanasan global),

Menurut peneliti dari Universitas Islam Negeri (UNI) Walisongo Semarang Dian Armanda mengetakan jika berkebun ini dapat memberikan rasa menyenangkan.

"Bisa berkontribusi bila syarat ketentuannya dipenuhi, misalnya menggunakan tanah tidak pakai pupuk sintetik atau pestisida kimia sintetis, dan tidak membajak," ucapnya dikutip PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dalam Antara.

Baca Juga: Erupsi Gunung Api Ili Lewotolok, Berikut 3 Tip Sikapi Kenaikan Aktivitas Vulkanik

Ia juga menerangkan jika kontribusi berkebun terhadap pengurangan pemanasan global, angka persentasenya belum jelas.

Hal itu karena adanya ketergantungan pada konteks atau kasus per kasus dan kebunnya seperti apa.

Lebih lanjut, peneliti urban farming (pertanian perkotaan) dan biologi lingkungan ini menjelaskaan jika orang yang menanam artinya telah mengonservasi kenaekaragaman biota tanah, baik organisme makro maupun mikroskopis.

Baca Juga: Temukan Jasad Perempuan Dalam Koper di Mekkah, Kepolisian Arab Saudi Amankan Dua Orang WNI

Apabia kenekargaman ini terjaga, ini dapat berfungsi dalam penyerapan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.

Seperti yang diketahui, jika karbon dioksida merupakan senyawa yang menyebabkan global warmin.

"Biota-biota ini menggunakan karbon untuk kehidupan mereka sehingga alih-alih terlepas di udara, karbon tersimpan di tanah," katanya.

Baca Juga: Tak Ubah Target Partisipasi Pemilih Pilkada Serentak 2020, KPU: Motivasi Bagi Jajaran Penyelenggara

Selanjutnya, sudah ada studi terkait potensi serapan tanah subur pada karbon dioksida di udara. Dimana, tanah berpotensi mengikat karbon dari atmosfer sampai pada angka 4.000 gigaton.

Sementara untuk potensi serapan karbon oleh atmosfer sudah ditambah oleh tanaman sebesar 1.700 gigaton.

"Maka, potensi tanah subur untuk membalikan pemanasan global ini sangat-sangat besar," ucap Alumnus Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah