Sering Mengalami Cegukan? Berikut Jenis, Penyebab, Faktor Risiko hingga Pengobatannya

15 Juni 2020, 13:00 WIB
ILUSTRASI cegukan.* /PIXABAY/

PR TASIKMALAYA – Apakah kalian sering tersendat ketika makan terlalu cepat atau terlalu banyak minum berkarbonasi? Sering kali kita mencoba berbagai cara untuk menghilangkannya.

Ya, itu namanya cegukan. Cegukan adalah hal biasa dan hampir semua orang pernah mengalaminya di beberapa titik dalam hidup mereka.

Istilah medis untuk cegukan adalah singultus, yang berasal dari kata Latin 'singult' yang berarti menarik napas saat terisak.

Baca Juga: Demi Selfie dengan Sang Idola, Fans Lionel Messi Nekat Menyelinap ke Lapangan

Hiccup adalah kontraksi diafragma yang tiba-tiba dan tidak disengaja (otot berbentuk kubah yang digunakan selama pernapasan terletak tepat di bawah jantung dan paru-paru) 

dan otot interkostal (sekelompok otot yang terletak di antara tulang rusuk dinding dada yang membantu pernapasan) proses).

Setiap kontraksi diikuti oleh penutupan tiba-tiba pita suara, yang menghasilkan suara 'hic' selama cegukan.

Baca Juga: Kabur dari Penjara, Dua Narapidana Tinggalkan Sepucuk Surat dan Berjanji untuk Kembali

Cegukan dapat terjadi pada anak-anak, bayi, orang dewasa dan bahkan pada janin yang masih dalam kandungan. 

Biasanya berlangsung selama beberapa menit dan hilang dalam waktu 48 jam.

Dikutip PikiranRakyat-Tasikmalya.com dari situs Boldsky, berikut jenis, penyebab, faktor risiko, pengobatan dan pencegahan pada cegukan

Jenis dan Penyebab Cegukan

Cegukan akut, ini sering berdurasi pendek, berlangsung kurang dari 48 jam. Penyebab paling umum dari cegukan akut adalah penyakit refluks gastroesofageal (GERD) dan hernia hiatal terkait.

Baca Juga: Petugas Gabungan Kota Tasikmalaya Bagikan Masker dan Imbau Penumpang Bus Jaga Jarak Duduk

Cegukan akut terkait dengan makan makanan berat, iritasi yang disebabkan oleh makanan pedas, minum minuman berkarbonasi atau alkohol.

Cegukan persisten, berlangsung lebih dari dua hari. Satu dari empat pasien dengan tumor esofagus cenderung memiliki cegukan persisten.

Cegukan yang tidak dapat diatasi, berlangsung selama sebulan atau lebih. Cegukan yang persisten dan sulit ditangani telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis.

Baca Juga: Pria Kulit Hitam Ditembak Mati oleh Polisi Atlanta, Kepala Kepolisian Mengundurkan Diri dari Jabatan

Gejala Cegukan Bunyi 'hic' adalah satu-satunya gejala cegukan yang terkadang disertai dengan sesak di dada, tenggorokan, atau perut.

Faktor Risiko Cegukan

Laki-laki yang lebih tua dengan peningkatan tinggi dan berat badan rentan terhadap cegukan yang tidak terselesaikan.

Pasien dengan gangguan sistem saraf pusat dan GERD beresiko mendapatkan cegukan persisten. Konsumsi alkohol berlebih, Dehidrasi, Stres, kegembiraan dan kecemasan.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Foto PKI Muso Tengah Menyuruh Santri dan Ulama Menggali Kuburan Sendiri

Komplikasi Cegukan Cegukan parah dan terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan, kelelahan, kelelahan, kekurangan gizi, insomnia, putus asa, depresi dan bahkan kematian dalam kasus-kasus ekstrem.

Pengobatan Cegukan

Menahan napas dan menarik napas ke dalam kantong kertas dapat menghentikan frekuensi cegukan, menarik lidah, menekan bola mata, menyesap cuka, menelan gula, berkumur, minum air es, dan manuver Valsava.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Jumlah TPS di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya Bertambah

Pencegahan Cegukan

Seseorang tidak dapat mencegah cegukan, tetapi kerentanan cegukan dapat diturunkan dengan mengikuti tips berikut.

Jangan makan berlebihan, hindari makan makanan pedas atau pedas, cobalah untuk tetap tenang, jangan makan terlalu cepat, jaga diri agar terlindung dari perubahan suhu yang tiba-tiba.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Boldsky

Tags

Terkini

Terpopuler